Search

Naik Taxi di Ijen?

Apakah ada yang pernah mendengar bahwa di Ijen bisa naik “taxi”? 

Awalnya saya juga ga percaya, tapi ternyata di Ijen memang benar ada “taxi”. Serius! Tapi, jangan membayangkan bahwa “taxi” yang ada di Ijen itu seperti taxi-taxi yang berseliweran di jalanan ibukota. Bukan, bukan seperti taxi si burung biru, atau taxi-taxi online yang marak di kota-kota besar Indonesia.

ini dia bentuk dari si “taxi” Ijen

“Taxi” di Ijen bentuknya sangat sederhana, hanya berupa gerobak besi yang biasa digunakan oleh para penambang belerang untuk membawa hasil pekerjaannya dari kawah menuju tempat pengepulan. Gerobak besi itu dialihfungsikan sebagai “taxi” untuk mengangkut para pengunjung kawasan wisata Kawah Ijen yang tidak mau bercapek-capek (dengan berbagai alasan) berjalan kaki sekitar 2 – 2,5 jam menuju puncak. Jadi, cukup dengan duduk manis di lantai gerobak yang telah dilapisi kayu dan kain atau bantal tipis, dan membiarkan bapak-bapak penambang itu menarik dan mendorong gerobak, tidak sampai 2 jam, pengunjung akan tiba di puncak Ijen.

Sampai saat ini, saya yang sudah 2 kali ke Ijen ini, masih tidak habis pikir dengan kekuatan dan stamina para penambang itu. Jalanan menuju puncak Ijen bukanlah dataran yang rata dan bepermukaan halus, namun jalanan tanah berbatu lepas, mendaki dan cukup licin. Saat mendaki ke puncak Ijen, saya harus ekstra fokus untuk menyeimbangkan antara napas – kaki – tangan (yang bertumpu pada treking pole) – hingga mata karena suasananya sangat gelap, hanya bertumpu pada cahaya senter, HP dan headlamp yang digunakan. Kaki yang sudah dibungkus dengan sepatu treking pun masih seringkali terpeleset. Namun, saat saya melihat betapa lincahnya para penambang yang menjadi guide hingga yang menarik/mendorong “taxi-nya” dengan hanya menggunakan sepatu boots plastik sederhana, tanpa treking pole di tangan, wow…. auto insecure.

belerang yang ada di keranjang itu berat totalnya 80 kg!

Langkah para penambang itu terlihat begitu mantap, tanpa terpeleset sedikit pun. Yang lebih mengagumkan, mereka seolah tidak mengenal kata “capek”, sementara saya, berkali-kali harus berhenti agar napas bersahabat dengan udara dingin dan rasa lelah yang menyerang kaki.

Bisa dibayangkan kan, kira-kira bagaimana rasanya mendaki Ijen sambil menarik/mendorong gerobak yang dinaiki oleh 1 bahkan terkadang 2 orang dewasa. Karena aslinya, membawa badan sendiri aja untuk naik ke Ijen itu sudah cukup susah.

Untuk naik “taxi” ini, pengunjung biasanya diminta membayar sekitar Rp 400.000 – Rp 800.000 untuk perjalanan naik dan turun. 

Saya sempat ngobrol dengan beberapa penambang yang pagi itu terlihat sedang duduk-duduk menunggu penumpangnya turun dari kawah Ijen. Saat saya tanya apakah mereka tidak capek, jawabnya “Kami terbiasa membawa beban belerang sekitar 80 kg dari kawah ke bawah dan sehari bisa hingga 4 kali” 😀 😀

Speechless!

Bisa dibayangkan ya bagaimana hebatnya stamina dari bapak-bapak penambang itu?

penambang – belerang dan “taxi”

Kalau ingin merasakan sensasi yang berbeda saat mendaki ke kawah Ijen, cobalah untuk menaiki “taxi” di sana. Walaupun sampai saat ini saya belum pernah mencobanya, karena rasa-rasanya kok ga tega ya melihat bapak-bapak itu menarik dan mendorong gerobak.

dan inilah “pool taxi” Ijen

 

 

Leave a Reply

Your email address will not be published.

You may use these <abbr title="HyperText Markup Language">html</abbr> tags and attributes: <a href="" title=""> <abbr title=""> <acronym title=""> <b> <blockquote cite=""> <cite> <code> <del datetime=""> <em> <i> <q cite=""> <s> <strike> <strong>

*

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.