Search

Berkeliling Kota Phnom Penh

Ini adalah catatan kecil saat saya berkesempatan berkeliling di kota Phnom Penh beberapa waktu lalu. Yang mendadak itu memang lebih sering terlaksana ketimbang yang sudah direncanakan jauh-jauh hari 😀

Jalan-jalan yang tidak direncanakan ini membawa saya menjejakkan kaki di Kamboja, sebuah negara yang dulu rasanya jauh………. banget. Padahal masih sama-sama di Asia Tenggara. Dan siang itu pun akhirnya saya tiba di Phnom Penh International Airport, sebagai bandara terbesar dan tersibuk di Kamboja. Bandara Phnom Penh letaknya cukup jauh dari pusat kota, sekitar 10 km di sebelah barat.

suasana di Bandara International Phnom Penh
ini adalah counter yang pertama kali dicari oleh pelancong setiap tiba di bandara

Setelah keluar dari gate kedatangan, saya mencari alternatif transportasi yang bisa membawa saya ke pusat kota, karena kebetulan hotel yang saya pesan letaknya di tengah kota. Alternatif transportasi yang ada antara lain, bus kota (ongkosnya KHR 1.500 sekitar Rp 5.300), remorque (sejenis tuk tuk yang ukurannya lebih besar), dan taxi. Karena ingin merasakan pengalaman yang berbeda, saya dan 2 orang teman memutuskan untuk mencoba naik bus kota. Lumayan menghemat juga kan.

Setelah bertanya dengan petugas keamanan bandara, ternyata halte bus yang akan mengarah ke pusat kota posisinya persis di sebelah kiri pintu keluar bandara. Di halte terdapat petunjuk rute dan nomor bus. Ternyata untuk menuju hotel, rute bus terdekat adalah bus 03 yang akan berhenti di depan Central Market. Hotel saya masih berjarak sekitar 300 meter dari Central Market. Saya dan teman-teman cukup lama menunggu bus 03, bahkan sempat terpikir untuk order taxi online saja. Tapi keinginan untuk merasakan pengalaman naik bus di Phnom Penh yang menang. Setelah sekitar 30 menit menunggu, akhirnya bus 03 datang. Suara klaksonnya cukup keras, mungkin sebagai pemberi tanda bagi penumpang yang akan naik/turun untuk bersiap-siap. Akhirnya saya berhasil merasakan naik bus di Phnom Penh.

suasana di dalam bus 03, mirip transjakarta ya….
petunjuk di dalam bus semua menggunakan huruf Khmer

Bus 03 yang saya naiki kondisinya sangat bagus, bersih dan full AC. interior di dalamnya mengingatkan saya akan bus trans Jakarta. Dan karena penumpangnya tidak terlalu ramai, saya dan teman-teman langsung mendapatkan tempat duduk. Perjalanan menuju Central Market ditempuh sekitar 30 menit. Saat akan turun, ada bel yang harus kita tekan agar bapak sopirnya tahu. Tapi tanpa membunyikan bel pun, bus tetap akan berhenti di setiap halte yang berada di jalurnya.

suasana sore di jalanan kota Phnom Penh

Ok, sudah sampai di Central Market, selanjutnya ke hotel kita naik apa? Saya dan teman-teman memutuskan untuk jalan kaki saja, karena jaraknya tidak terlalu jauh. Untung saja saya membawa backpack, sehingga jarak 400 meter yang ditempuh dengan berjalan kaki rasanya find-find saja. Berbeda dengan 2 teman saya yang membawa koper gredegan 😀 di beberapa bagian ruas jalan terpaksa kopernya harus diangkat karena kondisi jalan yang tidak terlalu mulus.

bangunan Central Market yang menjadi pemberhentian bus 03 yang saya naiki dari bandara

Di sepanjang jalan, pemandangan tidak beda jauh dengan kota-kota di Indonesia. Kendaraan cukup ramai, beberapa membunyikan klakson untuk meminta jalan. Di jalan, saya menemukan tuktuk yang ukurannya lebih besar, dikenal dengan nama remorque. Berjalan 400 meter dengan hanya mengandalkan maps dari layar handphone, akhirnya kami tiba di hotel. Perjalanan singkat di sore itu cukup menyenangkan, dan ternyata Phnom Penh suasananya mirip dengan Indonesia.

macetnya sama kok dengan Jakarta 🙂

2 Replies to “Berkeliling Kota Phnom Penh”

  1. vindri prachmitasari says: June 15, 2022 at 5:45 pm

    Wah, kebetulan berencana ke Phnom Penh di tahun ini juga. Kalau dilihat-liat kotanya 11-12 dengan kota Yangon-Myanmar yah. Pasti seru banget. Oia, untuk mata uangnya apakah harus pakai dollar semua atau pakai mata uang lokal yah? Terima kasih dan salam kenal.

    1. Evy Priliana Susanti says: June 20, 2022 at 11:37 am

      Hai Vindri, salam kenal juga 🙂
      Iya, kotanya tipikal kota-kota di negara ASEAN. Untuk mata uang bisa menggunakan dollar dan mata uang lokal (terutama utk jajan di kedai-kedai kecil). Amannya sih bawa dollar dan bawa mata uang lokalnya secukupnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published.

You may use these <abbr title="HyperText Markup Language">html</abbr> tags and attributes: <a href="" title=""> <abbr title=""> <acronym title=""> <b> <blockquote cite=""> <cite> <code> <del datetime=""> <em> <i> <q cite=""> <s> <strike> <strong>

*

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.