Menyambung cerita berkeliling di The Royal Palace kota Phnom Penh, setelah melewati gerbang kecil di sisi selatan The Royal Palace, saya akhirnya tiba di komplek Silver Pagoda. Dulu, tempat ini dikenal dengan nama Wat Ubosoth Ratanaram. Sedangkan nama resmi kuil tersebut adalah Preah Vihear Preah Keo Morakot (bahasa Khmer: ព្រះវិហារព្រះកែវមក៌ត, “Temple of the Emerald-Crystal Buddha“) yang umumnya disingkat Wat Preah Keo (bahasa Khmer: វត្តព្រះកែវ) dalam bahasa Khmer.
Begitu memasuki komplek, sayup-sayup saya mendengar suara tetabuhan layaknya gamelan kalau di Indonesia. Suasana terasa mendadak adem, hanya suara kliningan dan gamelan yang terdengar. Setelah saya tiba di salah satu sudut bangunan, terlihat sekelompok pria sedang memainkan peralatan musik tradisional yang persis dengan perangkat gamelan di Indonesia. Ada gendang, suling, saron, dan slenthem. Saya sempat diam sejenak menikmati alunan suara yang mengingatkan akan tanah Jawa.
Beranjak dari sudut bangunan tempat pertunjukan gamelan, saya melewati beberapa ruangan yang memajang peralatan tradisional, pakaian dan sejarah Kamboja. Dan akhirnya saya tiba di depan bangunan beraksitektur khas, Silver Pagoda.
Dengan arsitektur serupa The Royal Palace, Silver Pagoda pun terlihat sangat anggun di siang hari itu. Hanya saja, karena saya datang tepat di jam istirahatnya, saya tidak bisa memasuki bangunan Silver Pagoda, hanya bisa melihat dari luar pagar birunya saja. Di bagian depan bangunan, saya melihat Stupa of King Norodom Suramarit dan Stupa Kantha Bopha. Kedua bangunan tersebut berwarna putih bersih. Ada pula patung Raja Norodom I yang sedang menunggang kuda.
Di sekeliling komplek, banyak terdapat patung-patung Buddha sebagai tempat berdoa. Terlihat wadah dupa di depan masing-masing patung yang penuh dengan batang-batang dupa, baik yang masih menyala maupun yang telah padam. Di pangkuan patung Budha terlihat banyak bunga khas berwarna merah yang sangat khas, hanya saya temui di sekitar lokasi bangunan untuk berdoa. Patung-patung Buddha tersebut biasanya berada di bawah pohon yang bunganya digunakan juga sebagai sesembahan.
Silver Pagoda dipercaya sebagai tempat penyimpanan harta negara Kamboja, termasuk patung emas dan permata Buddha. Yang paling berharga adalah sebuah patung kristal Buddha berukuran kecil (The Emerald Buddha, yang dipercaya dibuat oleh Lalique, seorang desainer khusus untuk material kaca yang hidup pada abad 19 – 20), dan sebuah patung Maitreya Buddha seukuran manusia yang terbuat dari emas (dipercaya ditugaskan oleh King Sisowath) dengan berat mencapai 90 kg, mengenakan pakaian kerajaan serta dihiasi dengan 9584 butir berlian. Berlian terbesarnya seberat 25 karat, dibuat di bengkel istana selama periode 1906-1907.
Konon selama masa pemerintahan Raja Norodom Sihanouk, sebelum Khmer Merah, Silver Pagoda dihiasi dengan lebih dari 5000 ubin perak. Sebagian area luarnya direnovasi dengan menggunakan marmer Italia, dan hanya bagian inilah yang bisa dilihat oleh pengunjung.
Dinding Silver Pagoda dihiasi oleh mural Reamker yang dilukis oleh seorang seniman Kamboja pada tahun 1903 – 1904, di bawah arahan arsitek Silver Pagoda, Oknha Tep Nimit Mak. Mural Reamker bercerita tentang Ramayana, khususnya tentang kemenangan Rama.
Oh iya, untuk berkunjung ke Silver Pagoda, sebaiknya sekalian dengan The Royal Palace, karena letaknya persis bersebelahan, dan tidak perlu membeli tiket masuk lagi. Jadi, sudah ada rencana untuk berkunjung ke Silver Pagoda?