Setelah foto-foto dan menikmati sore di Danau Mangpayak, saya dan teman-teman kembali menaiki kendaraan menuju destinasi selanjutnya. Destinasi selanjutnya tidak terlalu jauh dari Danau Mangpayak, tapi kali ini saya benar-benar ketemu pantai. Ya… Pantai Burung Mandi. Pantai ini berlokasi di Desa Burung Mandi, Kecamatan Damar, Belitung Timur. Dari Kota Manggar jaraknya sekitar 20 km dan dari pusat Kota Tanjung Pandan jaraknya sekitar 90 km. Ga terlalu jauh kan?
Seperti pantai-pantai di yang ada di Pulau Sumatera pada umumnya, Pantai Burung Mandi ini pun memiliki hamparan pasir putih dengan butirannya yang terasa halus di kaki. Pantai ini sangat landai, sehingga nyaman untuk disusuri di sore itu. Riak gelombang yang datang membelai sang bibir pantai hanya lah riak-riak kecil, yang memberikan sedikit suara berkecipak. Di sepanjang pantai terlihat pohon-pohon pinus berdiri dengan rapinya. Yang melengkapi indahnya pemandangan yang tertangkap oleh mata. Dan pohon-pohon pinus itu pun berfungsi sebagai tempat berteduh untuk menghindari panasnya sinar matahari yang menyengat.
Langit senja hari itu berwarna biru pucat dengan semburat jingga yang mulai pudar, seiring semakin rendahnya sang surya di ujung Barat. Beberapa gumpalan awan putih terlihat berarak di langit yang pucat. Angin bertiup perlahan, membelai daun-daun pohon pinus sehingga menimbulkan suara-suara yang khas. Sementara itu, di sepanjang pantai berjejer perahu-perahu tradisional Belitung yang disebut Perahu Kater denga warnanya yang semarak. Berderet-deret Perahu Kater warna-warni, hijau, kuning, merah, biru, coklat, orange, dan sebagainya memenuhi sisi pantai.
Teman-teman dari Jakarta tentunya ga menyia-nyiakan kesempatan untuk mendapatkan obyek foto cantik dong… Ga perlu nunggu instruksi, langsung aja mereka mencari perahu yang paling cantik warnanya, pasang gaya dan…. taaadaaaa….. seperti biasa, narsis 😀
Di sisi Barat pantai, menjorok ke tengah laut, sebuah Perahu kater terlihat terombang-ambing dipermainkan ombak. Seutas tali tambang panjang terlihat menjulur dan terikat di sebuah tonggak kayu sebagai pengamannya agar tidak hanyut terbawa gelombang. Dengan latar belakang langit senja berwarna biru kekuningan, kecipak suara gelombang yang menghempas bibir pantai, dan gemulainya gerak perahu mengikuti alunan gelombang, sungguh lukisan alam sangat cantik. Saya menikmati semuanya sambil menghirup perlahan udara laut yang segar dengan baunya yang khas.
Ah….. I Love You, Indonesia. More and more!!!
Ssstttt… setelah dari Pantai Burung Mandi ini, masih ada 1 destinasi lagi yang akan saya kunjungi sebelum malam tiba. Yuk, ikuti saya, kita akan mengunjungi Vihara Dewi Kwan Im yang legendaris itu.
[…] Bukit Pangkuan, Open Pit, makan Mie Belitung Manlie, mengunjungi Danau Mangpayak, melihat indahnya Pantai Burung Mandi, Vihara Dewi Kwan Im dan mencoba tradisi makan bedulang, hari ini masih seabreg kegiatan […]