Setelah dari Bukit Pangkuan, kami meneruskan perjalanan menuju destinasi selanjutnya. Untuk Tour De Belitung Timur 2013 ini, destinasinya unik-unik lho, ga biasa seperti trip-trip pada umumnya. Hal itu pula yang menjadi alasan saya hingga akhirnya me-reply email dan ikut mendaftar. Destinasi selanjutnya yang dikunjungi peserta Tour De Belitung Timur 2013 adalah Open Pit. Nah…. pasti bertanya-tanya, apa itu Open Pit?
![]() |
kawasan Open Pit yang sekarang terabaikan |
Jadi gini…
Open Pit itu adalah suatu kawasan yang merupakan bekas lokasi penambangan timah yang terletak di Kecamatan Kelapa Kampit, Kabupaten Belitung Timur. Dulu, tempat ini merupakan lokasi penambangan timah terbesar yang ada di Belitung. Digunakan oleh perusahaan asal Australia BHP Billiton (Billiton adalah nama internasional untuk Belitung) pada tahun 1971-1985. Selanjutnya penggunaan lokasi beralih kepada perusahaan asal Jerman, Preussag GmbH of Hannover sampai akhir tahun 1989.
Lokasi ini sebenarnya cukup unik, karena terletak di puncak sebuah bukit yang bernama Gunong Kik Karak. Namun, karena bukit ini menyimpan potensi cadangan timah yang sangat besar di dalamnya, maka perusahaan tersebut membuat sebuah galian raksasa berbentuk kawah tepat di puncaknya. Di lokasi ini banyak terdapat gua-gua bekas penambangan, namun dengan alasan keamanan, saat ini gua-gua tersebut sudah ditutup dan dilarang untuk dimasuki oleh pengunjung.
Masih ingat dengan film terkenal Laskar Pelangi? Nah… di film Laskar Pelangi itu ada background mengenai kejayaan penambangan timah di Belitung kan? Ini lah salah satu lokasinya.
![]() |
danau bekas penambangan timah, seperti telaga warna ya… |
Di lokasi ini juga terdapat banyak kawah-kawah dengan ukuran yang cukup besar dengan air yang berwarna gradasi hijau kebiruan.
Sebenarnya, Open Pit bukan lah lokasi wisata, tetapi tempat ini sangat menarik untuk dijadikan sebagai obyek foto. Untuk teman-teman yang hobi dan menggeluti dunia fotografi, coba deh pas ke Belitung, singgah di Open Pit, banyak spot-spot menarik untuk diabadikan melalui lensa kamera.
![]() |
si Orange hanya bisa menunggu di sini, selanjutnya mari kita melatih otot kaki dan betis 😀 |
Sekilas saya ceritakan bagaimana suasana di Open Pit.
Untuk mencapai lokasi bekas penambangan timah, dari kendaraan, saya dan teman-teman harus berjalan kaki menyusuri jalanan tanah yang sedikit menanjak sekitar 20-30 menit tergantung kecepatan kaki masing-masing.
Hamparan dataran yang luas, dengan tanah yang sedikit berbatu, perdu dan pohon-pohon kecil terdapat di kanan dan kiri jalan. Jalanan tanah itu sedikit menanjak, membuat napas saya dan teman-teman cukup berkejaran, terengah-engah. Ditambah waktu itu cuaca pas tengah hari, kebayang ya gimana panasnya?
Oh iya, jangan lupa untuk membawa air minum, payung atau topi ya….
Karena, beneran… panas banget untuk mencapai lokasinya.
![]() |
tanah berpasir dan berbatu, tandus |
Setelah berjalan kaki sekitar 20-30 menit, dengan medan dataran tanah yang sedikit menanjak, saya dan teman-teman akhirnya tiba di bibir sebuah danau dengan airnya yang berwarna gradasi hijau kebiruan.
Di kanan kiri lokasi, masih banyak terdapat pepohonan yang tumbuh di pinggiran tebing dan dataran yang lebih tinggi. Tanaman perdu juga banyak tumbuh di sekitarnya.
Berdiri di tengah dataran terbuka, dengan langit biru terbentang luas dihiasi beberapa gumpalan awan putih yang cantik. Di kejauhan terlihat beberapa danau bekas penambangan timah dengan kilauan airnya yang berwarna hijau kebiruan. Diselingi dengan semilirnya hembusan angin, membuat saya terkesima.
![]() |
di kanan kiri jalan, pemandangan seperti ini yang terlihat |
Walaupun saat itu cuaca sangat panas menurut saya, tapi dengan adanya semilir angin yang bertiup, bisa mengurangi panasnya sinar matahari. Dan anginnya lumayan sejuk lho di sana… Pokoknya suasananya ciamik deh…
![]() |
stoven |
Oh iya, di daerah Open Pit ada sebuah bangunan seperti menara yang sangat tinggi. Itu adalah stoven, bangunan yang dulu digunakan sebagai tungku untuk mengolah timah mentah hasil penambangan menjadi bijih timah yang akan dijual.
Saat ini stoven sudah tidak digunakan lagi seiring dengan mulai berkurang dan ditutupnya lokasi penambangan timah di seputaran Belitung. Dan stoven menjadi sebuah tugu mati yang berdiri tegak di tengah dataran tandus dengan rumput-rumput yang mulai berkurang warna hijaunya. Berdiri menantang langit biru. Seolah-olah ingin berkata “Ini lah aku, bangunan yang dulu sangat berguna, sekarang hanya berdiri kaku dan bisu di padang ini”.
Sampai saat ini, stoven masih berdiri tegak dengan gagahnya di tengah padang rumput yang mulai menguning warnanya. Guratan-guratan kehitaman menghiasi hampir seluruh permukaannya. Beberapa tanaman perdu yang cukup tinggi terlihat tumbuh cukup rapat di sekitarnya. Berdiri, sendiri, menjadi bukti sejarah betapa jayanya timah di Belitung pada masa lalu.
Setelah mengambil beberapa scene foto, saya dan teman-teman kemudian kembali ke lokasi di mana bis-bis kami diparkir. Perjalan hari ini belum selesai. Masih banyak destinasi yang akan kami kunjungi dalam rangka Tour De Belitung Timur 2013 ini.
Masih ingin tahu kan, kami akan ke mana aja?
![]() |
sebelum meninggalkan lokasi Open Pit mari kita narsis dulu…. |
pemandangan yang bagus
iya, di sana pemandangannya memang bagus banget 🙂