Setelah ngubek-ngubek Museum Kata Andrea Hirata, dan ngobrol dengan bu Muslimah, perjalanan kali ini diteruskan dan masih akan melengkapi rentetan kisah Laskar Pelangi di bumi Belitung Timur ini. Yup! Saya dan teman-teman akan melihat-lihat bangunan replika SD Muhammadiyah Gantong atau yang dikenal sebagai SD Laskar Pelangi.
Dari Museum Kata di Jl. Raya Laskar Pelangi No. 7, Gantong, Belitung Timur, kami menuju ke lokasi replika SD Muhammadiyah Gantong yang legendaris itu. Bangunan kayu dengan atap seng yang sudah berkarat itu merupakan replika dari bangunan SD Muhammadiyah yang digunakan untuk syuting film Laskar Pelangi. Dan ini merupakan lokasi yang baru. Pada saat dilakukannya syuting film Laskar Pelangi, bangunan SD Muhammadiyah ini dibangun di halaman SD Negeri 9 Selingsing. Seiring berakhirnya syuting film Laskar Pelangi, bangunan SD Muhammadiyah itu kemudian dirobohkan dan dipindahkan ke lokasi baru ini untuk mengingat bahwa di SD ini lah dulu ada 10 orang anak yang belajar giat demi mimpi-mimpi mereka.
kondisi ruangan kelas |
Bangunan replika SD Muhammadiyah ini berdiri di atas bukit berpasir putih. Dan sore menjelang petang itu saya tiba di sana di saat langit di ujung barat mulai berwarna kuning kemerahan.
Mendekati bangunan yang terbuat dari kayu, dengan dinding yang penuh lobang sehingga saya dapat mengintip isi dari ruangan kelas yang hanya 2 itu.
Bangunan replika SD Muhammadiyah ini terdiri dari 3 ruangan, yaitu 2 ruangan kelas dan 1 ruang guru. Di ruang guru itulah dulu, bu Muslimah dan pak Harfan dengan setia mengajar ke-10 muridnya dengan penuh tanggung jawab.
Untuk yang udah baca dan nonton film Laskar Pelangi, pasti hapal deh dengan nama ke-10 anak tersebut. Ada Ikal, Lintang, Sahara, Mahar, A Kiong, Syahdan, Kucai, Borek alias Samson, Trapani dan Harun. Oh iya, nanti ada tambahan 1 orang murid baru yang namanya Flo.
tiang-tiang penyangga itu menjaga bangunan SD ini tetap berdiri |
Saya mencoba melihat isi dari ruangan kelas yang ada.
Dinding bangunan yang terbuat dari kayu sudah banyak lubangnya, sehingga sebenarnya tanpa mengintip pun kita sudah bisa melihat isi dari ruangan itu. Saya mencoba melihat keseluruhan ruangan dari pintu kayu yang terbuka. Terlihat ruangan kelas yang kosong, dengan atap seng yang banyak bolongnya (jadi inget film Laskar Pelangi, kalau hujan, kelas ini akan bocor saking banyaknya lubang di atap seng kelas itu). Ruangan kelas ini berlantaikan tanah berpasir. Sebuah meja kayu reyot terlihat masih berdiri di bagian depan ruangan kelas, mungkin itu meja guru ya?
Beberapa potongan kayu berukuran kecil terlihat berserakan di lantai kelas. Sebuah bekas pintu, entah lah itu pintu kelas atau pintu lemari yang mungkin dulunya ada di dalam kelas ini, terlihat tersandar di dinding kelas yang usang dan berlubang-lubang. Kondisi 2 ruangan kelas yang ada di situ persis serupa. Di bangian luar bangunan SD Muhammadiyah ini terlihat 2 buah tiang besar yang menopang dinding kelas bagian luar.
Bangunan replika SD Muhammadiyah ini terlihat benar-benar reyot dan siap ambruk.
Walau cuma replika, tapi aura semangat yang keluar dari bangunan reyot ini sangat kental. Masih terbayang bagaimana tekad para bocah di Laskar Pelangi itu untuk berubah dan menjadi orang hebat.
dengan kondisinya yang seperti itu, SD ini memberikan semangat ke banyak orang |
Langit semakin merah waktu saya dan teman-teman peserta Tour De Belitung Timur 2013 meninggalkan halaman SD Muhammadiyah Gantong itu. Semoga semangat Laskar Pelangi tetap menyala, menjadi manusia hebat!
Perjalanan sore itu akan ditutup dengan mengunjungi suatu tempat yang istimewa. Ke mana kah itu??? Yuk ikuti saya….
Perjalanan sore itu akan ditutup dengan mengunjungi suatu tempat yang istimewa. Ke mana kah itu??? Yuk ikuti saya….
langit sore itu di atas SD Muhammadiyah Gantong |
[…] 11, 2014 Evy Priliana Susanti Leave a comment Selesai mengunjungi SD Muhammadiyah Gantong yang legendaris, merasakan aura semangat yang terpancar dari bangunan reyot itu, akhirnya saya dan […]