Setelah menikmati sunrise di Pantai Serdang, perjalanan saya dan teman-teman pagi itu berhenti di sebuah jalan Kota Manggar yang cukup ramai, di depan sebuah warung kopi yang menurut info sih adalah warung kopi yang paling ramai pengunjungnya. Yup, saya dan teman-teman pagi itu akan mencoba kopi Belitung yang terkenal sedap di Warung Kopi Atet.
Warung Kopi Atet |
Pagi itu, warkop Atet cukup ramai. Hampir semua meja dan kursi penuh terisi. Syukur lah saya dan teman-teman (walau harus sedikit berdempet-dempetan) berhasil mendapatkan meja dan kursi.
Teman-teman langsung memesan kopi khas Belitung.
Tapi, karena saya bukan seorang yang doyan kopi, cukup lah saya menghirup wangi kopi yang khas, menyegarkan tanpa berani untuk mencicipinya.
Sembari ngobrol santai dengan teman-teman, mata saya mulai menjelajah ke sudut-sudut jalan. Dan…. hei, ternyata tidak jauh dari warkop Atet adalah pasar Kota Manggar.
Ke sana ah, liat-liat ada apa?
Saya pun segera pamit pada teman-teman semeja dan beranjak ke arah pasar.
suasana pagi di warkop Atet |
Pasar Lipat Kajang Manggar |
Pasar Lipat Kajang Manggar.
Itu lah tulisan besar berwarna perak yang terpasang di bagian depan bangunan pasar.
Ada apa di dalamnya? Saya pun melangkah memasukinya.
Pasar ini adalah pasar tradisional, berbagai macam bahan pangan dijual di sini.
Bagian dalam pasar berupa ruangan tanpa sekat. Namun terkelompokkan menjadi 2.
Di bagian sebelah kiri pintu masuk, adalah bagian yang menjual ikan, daging dan sejenisnya. Sementara bagian sebelah kanan merupakan bagian yang menjual sayur-sayuran, bahan makanan kering, dan buah-buahan.
suasana di dalam Pasar Lipat Kajang Manggar |
sisi kanan, menjual berbagai sayuran dan bahan makanan kering |
Saya mencoba melihat-lihat dan menyempatkan ngobrol dengan beberapa pedagang di dalam pasar. Bertanya, apa saja yang hari ini mereka jual, dan berapa harganya?
Sungguh, saya tergoda untuk membeli ikan-ikan segar yang tergeletak di atas meja marmer itu. Berkhayal, seandainya bisa merasakan ikan tuna bakar, hmm…. yummy… #lapiler
sisi kiri, menjual berbagai macam ikan dan daging-dagingan |
Saya berkeliling, and lucky me, di salah satu sudut pasar, saya menemukan sebuah lapak yang menjual kue-kue tradisional. Kue putri salju, putu mayang, apem, donat, kue lapis bolu, lemper, kelepon, lupis, baso ikan dan lain-lain.
Kruuuuuuukkkk… perut saya pun langsung menyanyi senang 😀
Dan tangan saya pun mulai memilih, hmm…. beli kue apa ya???
Akhirnya saya memilih putu mayang dan baso ikan.
Selesai jajan, saya keluar dari pasar dan berjalan kembali ke warkop Atet.
yeay… ada yang jual jajan pasar… |
hanya tinggal sepotong putu mayang dan sebutir baso ikan |
Sesampainya di warkop Atet, hasil temuan saya di pasar saya letakkan di atas meja, dan ga pake lama, langsung habis tak bersisa 😀
Besok pagi jajan lagi aaaahhhhhh…..
Btw, hari sudah semakin siang. Dan kami masih harus mengunjungi banyak tempat.
Yuk, capcus! Balik ke penginapan, ganti kostum dan bersiap keliling Belitung Timur lagi.