Hampir setiap kota besar di dunia memiliki 1 bangunan yang menjadi lanskap atau simbolnya. Seperti misalnya Jakarta dengan Monas-nya, Yogyakarta dengan Tugu Yogya-nya, Perancis dengan Menara Eiffel-nya, dan masih banyak lagi. Ketika saya berkeliling Phnom Penh, akhirnya saya menemukan Independence Monument sebagai lanskap dari kota ini. Bangunan monumen tersebut kebetulan letaknya tidak terlalu jauh dari hotel tempat saya menginap, hanya sekitar 400 meter.
Monumen kemerdekaan (Khmer: វិមានឯករាជ្យ, “Vimean Ekareach”) ini dibangun pada tahun 1958 sebagai monumen peringatan kemerdekaan Kamboja dari jajahan Perancis di tahun 1953. Sekaligus monumen penghormatan bagi para korban perang Kamboja. Dan mulai dibuka untuk umum pada 9 November 1962.
Monumen kemerdekaan Kamboja ini berada di persimpangan Norodom Boulevard dan Sihanouk Boulevard, persis di tengah kota Phnom Penh. Bentuk stupanya menyerupai bunga Lotus bertingkat 5, di mana di setiap tingkatnya akan dihiasi dengan patung berbentuk kepala ular, sebagaimana banyak ditemui pada kuil-kuil masyarakat Khmer di Banteay Srei serta situs sejarah Khmer lainnya. Dirancang oleh seorang arsitek bernama Vann Molyvann, “yang dipilih dan diberikan instruksi secara pribadi” oleh Pangeran Norodom Sihanouk mengenai bagaimana “menggabungkan antara religious dan sekuler”. Berdiri setinggi 37 meter, monumen ini menjadi pusat perayaan kemerdekaan di Kamboja.
Saya tiba di monumen kemerdekaan ini saat hari telah gelap. Pencahayaan yang ditata apik di area monumen membuat bangunan tersebut terlihat semakin gagah. Taman, air mancur dan pencahayaan lampu warna-warni semakin menambah semarak area di sekitar bangunan monumen. Lalu lintas di sekitar monumen malam itu terlihat cukup ramai. Saya pun mencoba mengeksplor area di sekitar monumen.
Tepat di belakang monumen kemerdekaan, berdiri tegak Norodom Sihanouk Memorial. Sebuah patung perunggu “the King Father” Raja Norodom Sihanouk setinggi 4.5 meter, yang ditempatkan di dalam sebuah bangunan setinggi 27 meter. Patung ini dibangun pada tahun 2013 selepas mangkatnya Sang Raja pada tanggal 15 Oktober 2012 sebagai penghormatan kepadanya.
Di satu sudut taman saya melihat sekumpulan remaja lokal yang sedang berlatih tari modern. di sudut yang laon, terlihat beberapa remaja tanggung yang sedang bermain bola. Beberapa penjual makanan dan minuman pun tampak banyak berjejer di sekitar area taman,
Oh iya, menurut saya, waktu terbaik untuk mengunjungi area ini adalah di senja menjelang malam, saat matahari mulai turun ke sisi barat, agar tidak terlalu panas. Karena cuaca di Phnom Penh yang nyaris sama dengan Indonesia. Jangan lupa untuk menggunakan topi atau payung apabila berkunjung di siang hari. Monumen dan taman di sekitarnya bisa dikunjungi setiap saat karena merupakan area terbuka. Jadi, kapan kalian akan berkunjung ke Phnom Penh?