“Perjalanan itu bukan hanya pergi dari satu tempat ke tempat yang lain. Tapi lebih pada pengalaman apa yang didapat”
Berbekal rasa penasaran dengan keindahan dan eksotisme dari wilayah Timur Indonesia tercinta ini, akhirnya saya mempertimbangkan ajakan seorang teman untuk mengikuti trip Sailing Komodo selama 4 hari 3 malam. Setelah berburu tiket pesawat untuk pergi ke Lombok dan pulang dari Labuan Bajo, saya pun tinggal menghitung hari keberangkatan yang membuat adrenalin saya semakin terpacu.
Hari yang ditunggu-tunggu tiba. Sabtu, 10 oktober 2015.
Pukul 3 subuh, taxi yang saya tumpangi sudah meluncur menuju bandara Soekarno Hatta. Jalanan Jakarta cukup ramai, namun lengang. Setelah check in bagasi, saya langsung menuju gate keberangkatan. Menunggu jam keberangkatan yang masih cukup lama saya isi dengan membaca “Titik Nol”. Ruang tunggu bandara kali ini lumayan ramai, sembari membaca saya menyempatkan untuk mengamati sekitar, dan akhirnya saya tertunduk khusyuk dengan kalimat-kalimat yang tertulis di dalam buku “Titik Nol” yang berada di atas pangkuan saya.
Saya baru mengangkat wajah saat sepasang kaki mendekat, dan tepat sebelum saya terkejut (akan dikejutkan tepatnya). Ciwi hanya meringis karena gagal untuk mengejutkan saya 😀
Sambil menungg boarding, saya akhirnya ngobrol dengan Ciwi. Sambil sesekali celingak-celinguk mencari teman-teman yang akan sama-sama berangkat menuju Lombok. Di grup WA, beberapa teman juga ternyata 1 pesawat dengan saya dan Ciwi. Tapi…… di ruang tunggu ini saya ga bisa menemukan mereka 😀
Waktu boarding tiba. See you again Jakarta…… Hello Praya…….
Flight kali ini lumayan panjang, sekitar 2 jam perjalanan.
Sambil menikmati pemandangan dari udara melalui jendela di sebelah kiri saya, saya kembali asyik dengan catatan “Titik Nol”. Hingga tak terasa, pesawat akan segera mendarat di bandara Praya, Nusa Tenggara Barat. Hello Lombok………
Menurut informasi via grup WA, di bandara ini kami akan dijemput oleh trip organizer yang menyelenggarakan Sailing Komodo ini. Hingga akhirnya muncul sebuah gambar bus berwarna biru lengkap dengan nomor platnya di grup WA. Okay, setelah memberi beberapa cemilan di mini market yang harganya premium di depan pintu masuk bandara, dan setelah bertemu dengan beberapa teman yang akan menjadi teman seperjalanan selama 4 hari 3 malam nanti, akhirnya kami beranjak menuju parkiran untuk mencari bus yang akan mengantarkan rombongan ini menuju pelabuhan Kayangan di Lombok Timur.
Cuaca di pagi menjelang siang di Lombok saat itu lumayan cerah (kalau ga mau dibilang panas :D). Mataharinya cetar banget, bersinar dengan semangat membara. Membuat ubun-ubun terasa berdenyut-denyut…. Hehehehehe….
Perjalanan dari bandara menuju pelabuhan memakan waktu sekitar 2 jam. Dari Lombok bagian Barat menuju Lombok Timur. Melewati areal persawahan, perumahan penduduk, pertokoan, pasar tradisional dan tanah lapang yang terlihat didominasi warna kuning kecoklatan, pengaruh dari musim kemarau yang sangat panjang ini. Perjalanan kami sempat tersendat saat melewati kawasan pasar tradisional. Kendaraan saling bersaing ingin cepat melewati kemacetan, sementara badan jalan yang bisa digunakan sedikit mengecil dengan adanya berbagai pedagang di pinggirnya. Melihat berbagai buah dan sayuran yang dijual di pinggir jalan, dalam cuaca yang aduhai panasnya, membuat saya menelan liur, membayangkan segarnya potongan semangka melewati kerongkongan…. Sluuuurrrrpppp…..
Sekitar pukul 11.35 waktu setempat, kami pun tiba di Pelabuhan Kayangan, di daerah Labuhan Lombok, Lombok bagian Timur.
Turun dari bus, langsung dikecup dengan sinar matahari yang panasnya cetar membahana 😀
Kapal yang akan menjadi “rumah” saya dan teman-teman selama 4 hari ke depan sudah bersandar di sisi pelabuhan. Menurunkan ransel, dan perlengkapan yang akan menjadi bekal kami selama berlayar, dan kemudian satu-persatu kami menaiki kapal berwarna putih coklat itu.
Dan, kami siap berlayar…………… (mendadak inget lagu Popeye the Sailorman) 😀 hehehehehe….
Baru naik ke kapal, dan kapal mulai bergerak mengikuti ombak, para mas-mas ABK sudah menyediakan jamuan makan siang. Wah….. siang ini makannya sambil menikmati hembusan angin laut ditemani riak gelombang Laut Bali menuju Pulau Kenawa. Menu nasi putih hangat, sayur kol, plus ayam sungguh membuat mulut mengecap tak berhenti. Nikmatnya……….
Selesai makan siang, kami saling ngobrol di dek utama kapal Halma Jaya (itu nama kapal yang kami naiki selama sailing ini). Dan tak lama kemudian, kami tiba di tujuan pertama perjalanan ini, Pulau Kenawa. Pulau Kenawa merupakan bagian dari Pulau Sumbawa, NTB. Pulau ini adalah pulau kosong dengan sebuah bukit penuh perdu ilalang sebagai maskotnya. Pasir yang ada di pantainya terdiri dari pasir putih dengan butiran halus, begitu kontras dengan gradasi air laut, hijau terang, toska dan biru. Dan mata akan sangat termanjakan dengan pemandangan itu.
Menaiki bukit batu berpasir dengan ilalang yang mengering, ditemani angin sepoi-sepoi dan sayup-sayup suara deru gelombang yang pecah di pantai, hmm….. membuat perjalanan di sore itu sangat nikmat. Yah…. walau dengan napas yang sedikit memburu karena ternyata setelah dijalani, menaiki bukit batu yang terlihat landai itu ternyata membutuhkan stamina dan kekuatan kaki + dengkul yang cukup lumayan. Mendaki selama kurang lebih 30 menit, saya tiba pada sisi bukit yang lumayan landai dan lumayan luas. Melihat ke depan, masih ada tanjakan untuk mencapai puncak, tapi saya sudah sangat nyaman di bagian bukit yang sedang saya tapaki ini, akhirnya saya memutuskan untuk stay di situ saja, tanpa melanjutkan ke puncak.
Memandang hamparan bukit berbatu dengan ilalang dan perdu yang mengering, kecoklatan, membuat eksotis bukit di Pulau Kenawa sore itu. Di sepanjang tepian pantai, terlihat beberapa gazeebo yang bisa digunakan untuk beristirahat. Hampir seluruh ilalang yang ada di Pulau Kenawa coklat mengering, hanya beberapa yang masih menyisakan sedikit warna hijau kekuningan. Pemandangan bukit dengan ilalang yang mengering ini sungguh sangat indah, eksotis. Mungkin beberapa orang yang hanya melihat foto tempat ini tidak akan yakin bahwa ini adalah Indonesia. Feels like in Africa!!
Sore itu kami akan menikmati sunset Indah dari Pulau Kenawa. Perlahan langit mulai berwarna jingga keemasan, dan matahari pun tampak semakin rendah mendekati garis cakrawala. Cahaya kuning jingga keemasan itu pun perlahan semakin redup, sebelum kemudian menghilang di balik gumpalan awal tebal di sisi Barat.
Seiring kembalinya sang surya ke peraduan, kami pun bergerak menuju kapal untuk melanjutkan perjalanan. Besok, rencananya kami akan mengunjungi Pulau Moyo dan Satonda yang indah itu. Ada apa ya di sana?
Penasaran kan……..
Mba evy fotoku ga adaa *sesuai arahan nih komennya*
Trip ini memorable banget ya,dan temen perjalanannya yg buat memorinya buanyaaak banget 🙂
ahahahahaha…… wait ya…..
ini lagi ngumpulin foto-foto close up kalian semua…
ntar dipajang semua mukanya di sini….
but yes, ini trip yang full of memory!