Setelah memuaskan mata dengan landscape dari puncak Gili Laba, perjalanan sailing diteruskan untuk berburu Manta. Eits, jangan salah…. kami tidak berburu untuk membunuh lho… tapi hanya berburu Manta untuk melihat dari dekat dan tentu saja mengabadikannya dari balik lensa kamera 🙂
Meninggalkan Gili Laba dengan segala keindahannya, kapal pun bergerak menuju spot Manta Point, di mana biasanya Manta banyak terlihat. Tapi di sini kami sudah diwanti-wanti “Hanya yang bisa berenang yang boleh nyebur!”. Ok, fixed! Saya cukup nonton Manta dari atas kapal aja 😀
Kapal kami tidak terlalu lama berlayar untuk mencapai Manta Point. Teman-teman yang jago berenang pun sudah bersiap-siap untuk nyebur dan mengejar Manta (tolong suruh Manta-nya berenang ke dekat kapal ya teman-teman…. biar bisa difoto :D).
Manta Point merupakan lokasi untuk memantau Manta yang paling representatif. Di lokasi ini kita akan melihat berpuluh-puluh ekor Manta yang berenang dengan bebasnya. Manta banyak dijumpai pada bulan Maret – April serta September – November.
Di lokasi, terlihat beberapa kapal yang sudah lebih dulu tiba, dan beberapa orang yang sudah berenang-renang dengan asyiknya. Teman-teman yang bisa berenang tidak perlu disuruh, dan dengan cepat segera loncat dari kapal. Byuuuurrrrr….. ah, saya iri 🙁
Dan ternyata memang benar, di lokasi itu terlihat banyak sekali Manta yang berenang ke sana ke mari. Manta merupakan varian ikan Pari dengan lebar tubuh bisa mencapai 7 meter dan berat hingga 3 ton. Manta berenang dengan cara menggerakan sirip dadanya yang berada merata dari kepala hingga bagian belakang. Hal itu lah yang membuat Manta seolah-olah terbang di lautan.
Manta memiliki ekor yang lebih pendek daripada ikan Pari pada umumnya, namun memiliki kepala yang terlihat seperti tanduk berbentuk sirip. Fungsi sirip tersebut untuk membantu memasukkan air laut yang mengandung plankton, yang merupakan sumber makanan utama bagi Pari Manta. Selain plankton, Pari Manta juga memakan udang dan ikan-ikan kecil lainnya (tenang aja, kalian aman kok karena bukan termasuk jenis makanan yang disukai Manta :p)
Karena saya tidak ikut nyebur untuk bercanda dengan Manta, saya pun harus cukup puas untuk keliling kapal dan sesekali melongok ke laut untuk melihat Manta yang berenang di sekitar kapal kami.
Saya mau nunjukin kapal yang telah membawa kami berlayar mulai dari Lombok, dan insyaallah akan bersandar di Labuan Bajo keesokan hari.
Kapal yang kami gunakan ini terbuat dari kayu, kokoh! Di bagian depan terdapat sebuah tiang utama dengan tangga kayu di kanan kirinya. Dari bagian depan, kita bisa melihat ruang utama yang menjadi tempat kami biasa berkumpul, ya cerita-cerita, makan bareng, nyanyi-nyanyi, menyimpan tas, ransel, gear snorkling sampai sandal dan sepatu 😀
Nah, di buritan sebelah kanan, ada tangga menuju ke atas, ke ruang kemudi. Di ruang kemudi itulah, Kapten Muji’an mengemudikan kapal yang menjadi rumah kami selama 4 hari 3 malam ini. Thanks Capt!
Nah, itu teman-teman sudah selesai berburu Manta, dan mulai naik ke kapal lagi untuk melanjutkan perjalanan. Hari ini masih ada 2 spot cantik yang akan dikunjungi, jadi harus bergegas. Yuk, kita berlayar lagi!
\ jangan lupa ya model yang lagi nyelem di air itu di kasih nama hehee
Seto, dikasi nama Manta maksudnya? :p
nama doang? ga sekalian nomor hp?
Mas Seto kemana yah ?
iya nih mas Har, mas Seto menghilang…..