Perjalanan panjang berlayar selama 4 hari 3 malam ini sudah mendekati titik akhir. Setelah siang tadi saya akhirnya bisa melihat sendiri wujud dari Kadal raksasa a.k.a Komodo, kali ini Kapal Halma Jaya akan membawa saya ke sebuah pulau kecil, sepi tapi indah. Iya, saya akan menuju Pulau Kanawa.
Pulau Kanawa merupakan sebuah pulau kecil yang terletak di daerah Flores, Nusa Tenggara Timur. Pulau ini luasnya sekitar 35 hektar. Pulau Kanawa termasuk pulau yang letaknya paling dekat dari Labuan Bajo, yaitu sekitar 15 kilometer atau sekitar 50 menit perjalanan menggunakan perahu bermesin atau speed boat. Sebagai informasi, untuk mencapai Pulau Kanawa kita bisa menyewa kapal motor dari Labuan Bajo seharga kurang lebih Rp 250.000 untuk sekali jalan, atau sekitar Rp 60.000 per orangnya. Selain itu terdapat pula shuttle boat gratis dari Labuan Bajo menuju Pulau Kanawa yang disediakan khusus oleh resort yang terdapat di sana bagi wisatawan yang akan menginap di resort tersebut. Shuttle boat ini akan berangkat dari Labuan Bajo sekitar pukul 12 siang dan kembali ke Labuan Bajo sekitar jam 8 malam setiap harinya.
Saya tiba di Pulau Kanawa setelah sekitar 2.5 jam berlayar dari Pulau Rinca. Pulau Kanawa ditandai dengan sebuah dermaga kayu yang menjorok ke tengah laut, sehingga kapal kami bisa langsung menepi di pinggir dermaga. Ketika saya tiba di Pulau Kanawa, awan cukup tebal bergayut di langit, sehingga sinar matahari cukup teduh (walau sedikit was-was, semoga ga hujan). Sebelum mencapai dermaga, sekitar beberapa meter sebelum pantai, beberapa orang teman memutuskan untuk langsung terjun dan berenang menuju pantai. Sementara saya, yang memang tidak berniat untuk berbasah-basah lagi, memilih duduk manis di kapal sampai kapal merapat sempurna di dermaga.
Sedikit iri melihat mbak Jazz, Arlet, Jyo, Seto, dan yang lain-lain terjun dan berenang menuju pantai. Rasanya pengen ikut nyebur, tapi…… males basah-basahan lagi, dan niatnya di Pulau Kanawa ini saya hanya ingin memotret. Ok, baiklah…. Saya akan menunggu kapal merapat di dermaga saja.
Dan ketika kapal telah merapat di dermaga kayu itu, saya pun melangkahkan kaki menyusuri dermaga dan jembatan kayu menuju pantai. Pantai di Pulau Kanawa sangat halus, putih, memancing rasa ingin berguling-guling di atasnya. Saya menuju sebuah gazeebo kecil di sisi kanan pantai, bersama dengan teman-teman. Sebagian teman-teman langsung bertukar costume, menyambar fin dan google dan langsung nyebur untuk ber-snorkling ria. Sementara saya lebih memilih untuk leyeh-leyeh sejenak sambil menikmati udara pantai Pulau Kanawa.
Sebagian teman-teman pria memutuskan untuk bermain bola melawan mas-mas ABK. Seru, melihat mereka berlarian di pasir putih untuk mengejar bola. Debu-debu halus pasir pun beterbangan ketika kaki-kaki mereka saling berkejaran. Dan ketika debu pasir semakin banyak, beberapa dari mereka memutuskan untuk bertelanjang dada dan menggunakan kaos itu sebagai penutup hidung dan mulut. Sementara mas-mas ABK-nya stay cool, tetap berpakaian lengkap, bahkan ada yang bercelana panjang 😀
Sambil menunggu teman-teman yang asyik snorkling dan bermain bola, saya melangkahkan kaki menuju dermaga. Kebetulan sepi, sehingga saya bebas untuk memotret. Dermaga kayu yang ada di Pulau Kanawa cukup panjang, mungkin lebih dari 20 meter, menjorok ke tengah laut. Di ujung dermaga terdapat sebuah gazeebo kecil yang menjadi tempat beristirahat bagi awak kapal yang singgah di Pulau Kanawa.
Apabila kita berdiri di ujung dermaga yang menjorok ke laut, dan melihat ke arah pulau, akan terlihat sebuah tulisan “Welcome to Kanawa”. Di kiri dan kanan tulisan tersebut terdapat 2 bangunan yang merupakan café dan bangunan office dari pengelola resort yang terdapat di Pulau Kanawa, yaitu Kanawa Beach Bungalow. Di belakang bangunan tersebut terdapat 2 bukit kecil, coklat, kering, gundul, walaupun masih terlihat beberapa gerombolan perdu mungil berwarna hijau yang tersebar di beberapa area. Bukit yang berada di sebelah kiri terlihat memanjang hingga ke sisi kiri Pulau Kanawa.
Di ujung jembatan kayu yang berakhir di halusnya pasir putih di pantai, di sisi kirinya terlihat sebuah bangunan berbentuk perahu dari kayu dengan beratapkan ijuk dengan beberapa bangku panjang berwarna putih. Bangunan ini kosong, mungkin diperuntukan sebagai café terbuka dilihat dari penataannya.
Air laut di sekitar dermaga sangat jernih, sehingga hanya dengan berdiri di atas dermaga saja kita bisa melihat aneka macam ikan, bintang laut, ganggang, karang, bulu babi dan lain-lain yang terdapat di dasar laut. Ketika saya sedang memperhatikan ikan-ikan yang ada di dasar laut, tiba-tiba mata saya menangkap sesosok ikan kecil berwarna orange, putih dan hitam. Hey….. itu ada nemo! Terlihat beberapa ekor nemo sedang berenang cantik di antara karang dan tumbuhan laut yang ada. Selain nemo saya juga melihat bintang laut, ikan-ikan berwarna biru stabilo, dan bulu babi.
Puas motret di dermaga dan melihat aneka binatang laut yang ada di sekitarnya, saya kembali ke gazeebo. Sebentar lagi kami harus kembali ke kapal untuk meneruskan perjalanan menuju destinasi terakhir dari sailing trip ini.
Dan akhirnya kami pun harus meninggalkan Pulau Kanawa, melanjutkan perjalanan menuju Labuan Bajo.
Bye…. Bye… Kanawa… see you again someday, I will!