Search

Istano Basa Pagaruyung – Megahnya Sejarah Masa Lalu

 



— Day-2 (still counting) —

gerbang Istano Basa Pagaruyung

Kan tadi ceritanya udah kenyang tuh…. trus karena perjalanan ke Istana Pagaruyung juga lumayan jauh, beberapa teman memutuskan untuk merem berjamaah sejenak di dalem si unyu. Tadinya gw juga niatnya mo bobo cantik, tapi baru mo merem, ini mata udah ngintip-ngintip lagi liat ke jendela. Ga rela bener ya ngelewatin pemandangan indah di depan mata 😀

Gimana bisa rela merem klo pemandangannya kayak gini di sepanjang jalan?
Ini juga…. emang ada yang rela ngelewatkan pemandangan yang indah ini?

 

Sambil intip-intip dari balik kaca jendela, gw sempet nanya sama uda driver, klo Istana Silinduang Bulan itu di sebelah mana? Jauh ga dengan Istana Pagaruyung? Karena gw pengen liat…..

Ternyata Istana Silinduang Bulan itu searah dengan Istana Pagaruyuang, hanya sayang…. waktu kami lewat istananya sedang dipugar karena abis terbakar. Jadi gw cuma bisa liat Istana Silinduang Bulan dari seberang jalan, di dalam si unyu. 
Sebuah bangunan dari beton, yang masih blom dipoles berdiri dengan cantik di seberang jalan. Halamannya pun masih terlihat berantakan dengan berbagai material bangunan yang ditumpuk di sana sini.
Baiklah… kali ini blom rejeki gw singgah di Istana Silinduang Bulan, mudah-mudahan nanti dikasi kesempatan lagi untuk berkunjung ke tanah Minang. Amin.
The dancing coconut tree ^.^
Melewati Istana Silinduang Bulan yang sedang bersolek mempercantik dirinya, tiba-tiba uda driver ngasi tau kami untuk liat ke arah kanan, katanya ada pohon kelapa yang unik, batangnya seperti spiral! Gw buru-buru nyiapin kamera, trus pasang mata ke sisi kanan jalan. Dan ternyata bener! Gw ngeliat sebatang pohon kelapa yang batangnya bergelombang seperti spiral…. lucu ya… koq batangnya bisa seperti itu??? It’s looks like that the coconut tree was dancing ^.^
 
Si unyu terus menggelinding menyusuri hitamnya jalanan aspal yang panas. Yang mengantarkan kami tiba di depan kompleks Istano Basa Pagaruyung tepat jam 5 lewat 5 sore itu. Udara hangat cenderung panas menyambut kaki kami yang melangkah memasuki kompleks istana.
 
Dari depan gerbang, terlihat megahnya istana ini. Berdiri tepat di tengah-tengah kompleks halaman berpasir dan diberi aspal kasar, dikelilingi beberapa bangunan pendukung lainnya.
 
Gw yang sedari di dalam si unyu tadi melihat seberkas pelangi di kaki sang langit buru-buru mengejar hingga ke sisi kiri kompleks istana. Seberkas pelangi yang mulai memudar terlihat begitu cantik sore itu. Aneka warnanya terlihat menyapa wajah langit yang cerah ditemani beberapa gerombolan awan putih.
 
Pelangi sore itu
Gw ga berhasil mengabadikan pelangi yang berkolaborasi dengan sang istana. Gw hanya berhasil menangkapnya dalam 1 frame dengan sebuah bangunan beratap gonjong dengan 4 sisi simetris yang masing-masing dihiasi dengan atap gonjong juga. Bangunan dengan konstruksi kayu itu berdiri kokoh di sisi kiri kompleks. Didominasi warna hitam dan coklat, membuatnya sangat anggun.





 
Gw kemudian bergerak ke tengah kompleks untuk melihat sang istana dari dekat. Tak lupa gw mencoba mengabadikan sang istana yang sore itu kebetulan terlihat lengang. Sebuah bangunan khas Minangkabau dengan atap gonjong yang bertingkat 4 di setiap sisinya, dan sebuah bentuk gonjong 2 tingkat yang menghadap ke depan. Seperti bangunan di sisi kirinya tadi, bangunan istana ini juga didominasi dengan warna hitam dan coklat. Hanya saja, karena ini merupakan sebuah istana warna yang mendominasi detil ukiran di dindingnya lebih beragam. Ada warna kuning, merah marun, biru dan hijau. Atapnya yang khas terbuat dari rumbia, terlihat begitu kokoh dan rapat melindungi bangunan istana. Oh iya, di setiap ujung bentuk gonjong itu ada lapisan (mungkin) aluminium yang klo diperhatikan dengan lebih seksama berbentuk seperti kubah mesjid lengkap dengan bulan dan bintangnya.
 
Megahnya…….
 
Istana Pagaruyung dipercaya telah ada jauh sebelum Negara Republik Indonesia ini berdiri. Tidak ada yang tau pasti, kapan istana ini berdiri. Ada yang bilang, Istana Pagaruyung dibangun sekitar 1 atau 2 tahun sebelum masa pemerintahan Adityawarman (1347-1376). Namun istana yang sekarang gw datangi itu bukanlah istana yang asli. Istana Pagaruyung yang asli telah musnah terbakar pada tahun 1804, dan lokasinya di Bukit Batu Patah, Batusangkar. Istana yang sekarang ini dibangun pada 1976. Peletakan tunggak tuo atau tiang utamanya dilakukan pada tanggal 27 Desember 1976 oleh Gubernur Sumatera Barat pada waktu itu, yaitu bapak Harun Zain.
 
Detil tangga, pintu dan ornamen depan Istano Basa Pagaruyung
 
Mesjid di sisi kanan istana
Gw mo kasi gambaran dikit, di kompleks istana ada apa aja… Di sayap kanan kawasan istana berdiri sebuah mesjid kecil yang dilengkapi dengan Tabuah, yaitu sejenis bedug yang berfungsi untuk memanggil warga. Di sebelahnya ada bangunan yang sepertinya adalah kantor pengelola operasional Istano Basa Pagaruyung. Terus ke kanan ada 2 bangunan beratap gonjong kecil, yang 1 memiliki kolong, sedangkan yang 1 lagi lantainya rata dengan tanah pelataran. Kemudian di sisi kiri depan istana ada bangunan seperti rumah gadang dalam ukuran yang lebih kecil (gw ga tau juga itu bangunan fungsinya untuk apa?).
 
Halaman kompleks istana sangat luas, terdiri dari lapangan pasir dan aspal kasar. Persis di depan tangga istana terdapat sebuah pot bunga besar dengan tanaman sejenis palem di dalamnya. Sore itu, kompleks Istano Basa Pagaruyung cukup rame. Sebagian besar adalah warga sekitar yang ingin menikmati sore di pelataran istana.
 
 
 
 
2 bangunan di sisi kanan Istano Basa Pagaruyung
 
Gw masih aja wonder dengan bangunan kokoh ini dengan segala ornamen dan detilnya. Sekarang aja kebesarannya masih terasa, apalagi di masa lalu ya? Wuih… ga bisa gw bayangin deh…. istana megah, berdiri di kaki bukit…
Bangunan beratap gonjong 4 sisi
 
Hari pun semakin sore, gw dan teman-teman masih harus meneruskan perjalanan ke Kota Padang. Akhirnya kami beranjak dari kompleks istana. Berkali-kali gw menoleh ke belakang untuk melihat lagi kemegahan Istano Basa Pagaruyung. Gw masih pengen liat bagian dalam istana, maybe next time ya… gw berkunjung lagi… sekalian menjenguk Istana Silinduang Bulan yang mungkin telah selesai bersolek.
 
Biarkan kami narsis bareng yaaaaa……. (minus Hendra, nasib leader kudu motoin narsis’ers ^.^)
Dan akhirnya gw pun mengikuti langkah teman-teman, semakin jauh meninggalkan pelataran istana menuju parkiran. Unyu…. tugas kamu hari ini blom selesai kan??? Yuk kita jalan lagi ke Padang….



 

5 Replies to “Istano Basa Pagaruyung – Megahnya Sejarah Masa Lalu”

  1. adit says: November 1, 2013 at 7:47 am

    maaf,saya minta izin ambil fotonya ya 🙂

    1. Evy Priliana Susanti says: November 1, 2013 at 9:52 am

      This comment has been removed by the author.

  2. Evy Priliana Susanti says: November 1, 2013 at 9:49 am

    This comment has been removed by the author.

  3. Evy Priliana Susanti says: November 1, 2013 at 9:50 am

    This comment has been removed by the author.

Leave a Reply

Your email address will not be published.

You may use these <abbr title="HyperText Markup Language">html</abbr> tags and attributes: <a href="" title=""> <abbr title=""> <acronym title=""> <b> <blockquote cite=""> <cite> <code> <del datetime=""> <em> <i> <q cite=""> <s> <strike> <strong>

*

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.