Perjalanan Tokyo – Kyoto sejauh 449,4 km itu saya tempuh hanya dalam waktu 2 jam 25 menit! Smooth, tidak berisik, stabil. Pengalaman naik Shinkansen ternyata semenyenangkan ini 😊 Memang jempolan deh transportasi di Jepang.
Keluar dari Stasiun Kyoto, tujuan pertama saya adalah Kyoto Tower yang berjarak hanya 97 meter di sebelah tenggara stasiun. Keluar dari pintu sebelah tenggara, saya langsung mencari loker penitipan koper. Dan saya menemukannya di sebelah kiri pintu keluar. Dengan biaya sebesar ¥ 700, siang itu saya bisa menikmati perjalanan dan cuci mata di Kyoto Tower tanpa direpotkan dengan aktivitas menyeret serta mengangkat-angkat koper 😊
Menyeberangi jalanan yang siang itu terasa lengang, saya akhirnya tiba di bangunan Kyoto Tower. Beralamat di 721-1 Higashishiokojicho, Shimogyo Ward, Kyoto, 600-8216, Japan, bangunan ini memiliki 5 lantai dan tower setinggi 100 meter. Bangunan dengan total tinggi 131 meter ini didesain oleh arsitek Mamoru Yamada dan Ryō Tanahashi. Sementara engineer yang bertanggung jawab untuk konstruksinya adalah Makoto Tanahashi. Pembangunan bangunan tertinggi di Kyoto ini dimulai pada tahun 1963 dan mulai dibuka pada tanggal 28 Desember 1964. Konon pembangunan Kyoto Tower menelan biaya sebesar ¥380 million ($1.056 million in 1963).
Dengan lift, saya menuju lantai 3F untuk membeli tiket observation deck seharga ¥ 900. Kyoto Tower ini terbuka untuk umum, setiap hari mulai pukul 10 am hingga 9 pm. Setelah membeli tiket, saya langsung menaiki lift menuju observation deck untuk melihat kota Kyoto dari ketinggian.
Sesampainya di observation deck, saya melihat cukup banyak pengunjung yang datang, observation deck pun terasa lumayan padat. Saya mulai mengitari observation deck dari satu sisi ke sisi lainnya. Terlihat beberapa teleskop serta panel informasi sentuh. Teleskop ini bebas digunakan oleh pengunjung untuk melihat Kyoto dari ketinggian. Saya mencoba menggunakan teleskop untuk mencari beberapa titik fokus. Berbekal hasil searching dan informasi yang terdapat di panel informasi sentuh, saya berhasil menemukan Hongwanji (world heritage site), serta Tokufuji the Sanmon Gate. Dari informasi yang saya baca, sebenarnya banyak site yang bisa dilihat dari atas Kyoto Tower. Antara lain: Kiyomizu Dera temple, Toki temple, Sanjusangendo, Chion-in Sanmon, dan lain-lain. Namun siang itu saya hanya berhasil menemukan 2 site.
Mengelilingi observation deck, saya kemudian menemukan sebuah mesin berwarna biru yang menjual berbagai desain koin unik, souvenir dari Kyoto Tower. Koin-koin berwarna kuning emas dan perak itu dijual seharga ¥ 600 hingga ¥ 700. Sedangkan gantungannya dihargai ¥ 300. Dan ternyata koin-koin itu juga bisa digrafir sesuai keinginan dengan menggunakan mesin lain yang berada persis di sebelahnya. Saya pun membeli beberapa buah koin dan gantungannya, kemudian menggrafirnya. Oh iya, biaya membuat grafir pada koin sebesar ¥ 100.
Selama berada di observation deck, pengalaman yang saya rasakan, beberapa kali merasakan “guncangan” kecil, yang bisa jadi karena angin yang cukup kencang. Lumayan bikin kaget saat pertama kali merasakannya. Tapi saya perhatikan, pengunjung yang lain tampak tenang saja. Kemudian ingat, di Jepang “guncangan” kecil seperti ini pasti sudah biasa.
Di salah satu sisi observation deck terdapat semacam rak berwarna merah yang pada bagian bawahnya saya melihat banyak kertas dilipat kecil dan diikatkan pada benang yang dibentangkan dari sisi kiri ke kanan. Tawawa-chan corner! Tawawa-chan adalah maskot dari Kyoto Tower. Kertas yang dilipat kecil dan diikatkan di benang yang disediakan di situ, dipercaya akan memberikan banyak keberuntungan. Apakah benar? Entahlah, saya tidak mencobanya. Untuk mengikatkan kertas di sudut Tawawa-chan ini, pengunjung harus mengeluarkan uang sebesar ¥ 5.
Puas berkeliling di observation deck, saya pun turun dan meninggalkan Kyoto Tower kembali menuju stasiun untuk mengambil koper dan bergegas menuju penginapan.