Sabtu
18 Mei 2013
Teroret… roret… roret…. alarm di hape gw udah jerit-jerit aja pagi itu. Masih ngantuuuuuuuukkkkk…. plus masih pegel-pegel kakinya. Eh, tapi hari ini kan rencananya gw dan teman-teman mo keliling ke Guangzhou. Ayo, ga boleh males! Hap… hap… buka mata, langsung nyamber botol air mineral… cleguk… cleguk… cleguk… trus lari ke kamar mandi…. ups, itu pintunya kaca, ampir kejedug 😀
Dari station Laojie, gw dan teman-teman naik Metro lagi di Line 1 ke arah Louhu, cuma 2 station aja dari Laojie, ongkosnya juga cuma 2 Yuan. Sampe di station Louhu, gw dan teman-teman harus beli tiket kereta cepat untuk ke Guangzhou. Tiket kereta cepat ke Guangzhou sebesar 79.5 Yuan, klo dirupiahin sekitar Rp 119,250. Tiket udah dapet, sekarang tinggal nunggu keretanya aja. Keretanya nyampe tepat waktu, dan berangkat juga tepat waktu, jam 09.31 waktu Shenzhen.
Perjalanan Louhu – Guangzhou ditempuh selama kurang lebih 1 jam 55 menit. Di sepanjang perjalanan, dari jendela gw bisa liat perkampungan penduduk, kawasan industri, kompleks pasar, dan landscape negeri China yang menurut gw sih lumayan bagus ya…. tapi tetep lebih bagus Indonesia. Damn! Makin cinta gw sama tanah air yang walaupun rada berantakan itu, tapi masih cakep aja ^.^
Begitu keluar dari body kereta…. nyeessss….. langsung disambut udara yang panas banget….. duh, apa perlu bawa AC portable ya??? Udah sampe di peron, gw dan teman-teman bingung nih, gimana caranya lanjut ke station Metro lokalnya Guangzhou?
Gw lalu nyetop eh, kayak angkot ajah seorang cewe lokal yang dandanannya lumayan tampak terpelajar lah… trus gw tunjukin tuh tulisan China yang ada di itinerary sambil bilang “I want go there, where is it?”
“On the left, from here?” gw mastiin lagi. Si mbak cuma ngangguk-ngangguk. Oh… ternyata station Metro lokal itu letaknya ada di samping station kereta cepat.
Udah dapet tiket, 2 Yuan, karena ga seberapa jauh, trus gw dan teman-teman langsung ke Line 2 untuk nunggu Metro yang ke Sun Yat Sen Memorial Hall station. Metro dateng, naek, ga pake lama paling cuma 10 menit, trus nyampe deh…
Hmm… itu artinya??? Apa mungkin tembok tinggi yang ada di kiri gw ini adalah temboknya Sun Yat Sen Memorial Hall??? Gw hanya ngangguk-ngangguk dan bilang “Thank you“.
Akhirnya nyampe juga!!!
Untuk masuk ke halaman Sun Yat Sen Memorial Hall gratis lho…
Ga nunggu lama-lama, gw dan teman-teman langsung masuk deh. Baru juga ngelewatin gerbang – oh iya, masuknya ga dari gerbang yang gede itu, tapi lewat pintu gerbang kecil yang ada di samping gerbang gede itu – kami langsung dihadapkan pada hijaunya rumput di taman yang sangat luas….. whuaaaaaaaa…. keren….
Masuk dari pintu gerbang kecil, di depan gw udah terhampar permadani rumput hijau yang luas, trus ada inisial “W” dari sejenis tanaman perdu berwarna merah marun, trus di depannya ada permadani rumput hijau lagi yang warnanya berbeda dengan hijaunya rumput yang memeluk inisial “W” tadi. Terus ke depannya lagi, berdiri patung opa Dr. Sun Yat Sen dilatarbelakangi istananya yang megah.
Mengapa pemerintah China sampe ngebangun bangunan ini? Ternyata hal itu didasari pada rasa penghormatan kepada Dr. Sun Yat Sen yang dikenal memiliki watak yang luar biasa, karir revolusioner dan visi yang sangat maju ke depan untuk kemajuan negeri Tiongkok. Saat ini bangunan tersebut berfungsi sebagai sanggar budaya, pameran seni, ruang pendidikan, akademis dan tempat rekreasi.
Dari taman yang ada di depan Sun Yat Sen Memorial Hall, gw dan teman-teman menuju pintu utama dari bangunan itu. Bangunan Memorial Hall didominasi warna merah marun pada pilar-pilarnya. Dindingnya yang terbuat dari beton dengan relief batubata dicat dengan warna kuning tanah. Pintu-pintu dan jendelanya juga dicat dengan warna marun yang sama dengan pilar-pilarnya. Sementara atap dan ornamen khas China pada plafond berwarna biru. Tangga beton akan mengantarkan kita ke pintu utama bangunan ini.Sebelum memasuki ruangan lobi Memorial Hall, kita harus membeli tiket yang harganya 10 Yuan, a.k.a Rp 15,000 dan free for all camera! Catet itu…. ga kayak di sini, kamera aja ada tiketnya khusus… 🙁
Masuk ke dalam lobi, terhampar karpet bulu yang didominasi dengan warna merah dan kuning emas, gw langsung disambut dengan berbagai macam foto yang bercerita tentang sosok Dr. Sun Yat Sen. Beragam kegiatan beliau terekam dengan baik dari foto-foto yang dipajang di papan-papan informasi sepanjang lobi Memorial Hall. Foto-foto pembangunan Memorial Hall juga terekam dengan detil, berikut denah bangunan.
Gw menyusuri sisi kiri dari lobi dan kemudian masuk ke hall utama dari bangunan itu. Memasuki hall utama, terlihat deretan kursi-kursi empuk berwarna merah terang yang disusun melingkar mengarah ke panggung. Sebagian dari kursi-kursi itu tampak ditutupi dengan kain, mungkin supaya ga kena debu.
Plafond dari hall utama berupa lingkaran gede sejenis lampu neon besar berwarna hijau pucat. Di pinggirnya terdapat ornamen bersegi 8 berwarna coklat dengan hiasan mosaik kaca berwarna putih dan coklat. Kemudian di lapis luarnya terdapat hiasan ornamen China dengan warna hijau pucat, toska, merah marun dan kuning tanah. Di luarnya lagi terdapat ornamen berwarna kuning coklat dengan detil coklat tua di beberapa bagiannya.
Trus gw jalan ke arah pangggungnya untuk melihat prasasti yang ada di tengah panggung itu. Oh iya, penerangan di hall utama menggunakan lampu yang jumlahnya banyak berwarna kuning. Jadi suasana di dalam hall menjadi sangat “hangat”. Setelah ngambil beberapa foto di bagian dalam hall, gw dan teman-teman kemudian keluar lewat pintu di sebelah kiri panggung.
Oh iya, di lobi Memorial Hall banyak patung-patung Dr. Sun Yat Sen dalam berbagai pose. Sebagian berhasil gw potret dan gw share di sini.
Ga jauh dari pintu gw liat ada sederetan lemari yang berisi hiasan dari batu Giok! Wow! Mata gw langsung “cling” liat suvenir-suvenir cantik itu… tapi setelah nanya berapa harganya??? langsung mundur teratur dengan senyum kecut. Mahaaaaaaaallllll…. 😀
Selain suvenir dari batu Giok, di situ juga ada suvenir-suvenir dari botol-botol kecil yang dilukis, dan bisa ditulisin dengan nama kita masing-masing. Dan it’s so surprise, ada tulisan “Tulis nama di dalam botol, gratis”! Hei….. itu bahasa Indonesia lho…..
Trus sama ibu-ibu yang jualan gw ditawarin untuk beli. Harganya? 20 apa 30 Yuan gitu untuk 1 suvenir dari botol kecil. Gw cuma geleng-geleng kepala sambil bilang “No thank, but can I take a picture?” Si ibu hanya senyum dan bilang “No flash“. Akhirnya gw hanya motret ibu itu yang kembali dengan kesibukannya melukis botol-botol kecil dengan berbagai warna.
Selain suvenir dari batu Giok dan botol kecil yang dilukis, di situ juga ada deretan lemari yang dipenuhi dengan boneka-boneka yang menggunakan pakaian tradisional China. Macem-macem deh modelnya…. sampe gemes gw, pengen beliiiiiiiii….
Keluar dari bangunan Memorial Hall, gw dan teman-teman kemudian menyusuri halaman samping, mencari tempat yang teduh untuk membuka bekal makan siang 🙂
Selesai maksi, gw dan teman-teman kemudian bersiap untuk lanjut ngider hari itu. Kan abis ini masih mau ke Yue Xie Park.
Pintu keluar dari Sun Yat Sen Memorial Hall ini ternyata berseberangan langsung dengan station Metro! Jadi tadi pagi itu gw dan teman-teman sebenarnya keluar dari station Metro tinggal nyebrang aja dan melipir dikit ke sebelah kiri, udah ketemu deh pintu masuk sampingnya halaman Sun Yat Sen Memorial Hall!