Search

Berburu Kuliner di Sukabumi

Setelah PPKM mulai dilonggarkan hingga level 1, baru saya dan teman-teman memberanikan diri untuk mulai keliling-keliling lagi. Beberapa waktu lalu, akhirnya kami mencoba berburu kuliner ke Sukabumi. Grup ambyar ini benar-benar ambyar! Berkali-kali susun rencana mau ke sana, mau ke sini, ga pernah jadi. Dan memang benar sih, yang dadakan itu justru yang paling besar kemungkinannya terlaksana.

Awalnya kami berencana untuk staycation cantik di villa salah satu teman yang ada di Sukabumi, tapi rencana itu buyar ketika H-2 kami dapat info bahwa “jalanan ke villa lagi cantik-cantiknya lho… kalau tanggung bawa mobilnya, auto kepleset dengan cantik deh”. Akhirnya rencana jalan-jalan sempat hilang, dan kemudian di hari Jumat kami memutuskan “Udah deh, kita kulineran aja, ga usah nginap”. Baiklah, cuuuussss….. besok berangkat 😀

Pagi itu cuaca cukup cerah, melintasi tol Bocimi, perjalanan kami ditemani oleh Gunung Salak di kejauhan. Cantik!

Tujuan pertama kami adalah sarapan soto mie! Kami pun melipir ke arah Jl. Pelabuhan II. Namun ternyata soto mie yang dimaksud oleh teman-teman saya tidak halal, jadilah saya melipir ke sebelah untuk memesan seporsi mie goreng Singapur. Oh iya, soto mie yang dimaksud oleh teman-teman saya adalah Soto Mie Agih.

mie goreng Singapurnya enak! lokasinya beda 2 ruko dari Soto Mie Agih

Di sekitar lokasi sarapan ternyata ada sebuah bangunan vihara, namun saya kurang tahu apa namanya. Posisinya persis di persimpangan jalan, sehingga terlihat begitu mencolok.

ketemu bangunan vihara cantik di dekat tempat sarapan

Sudah kenyang, selanjutnya kami mulai berburu coffee shop. Dari beberapa coffee shop, akhirnya kami memilih melipir ke Mason Coffee yang berlokasi ke arah Selabintana. Saat kami tiba, hari masih cukup pagi sehingga suasana Mason Coffee boleh dibilang masih sepi, hanya ada beberapa pengunjung. Konsep coffee shop ini modern-open space. Terdiri dari 2 lantai, di lantai 1 yang sekaligus merupakan area barista terdapat area indoor dan outdoor. Suasananya sangat nyaman. Di bagian outdoor disediakan area yang menggunakan jaring-jaring untuk bersantai. Saya dan teman-teman memilih area outdoor dengan sebuah kursi kayu panjang berbentuk L.

area indoor Mason Coffee, asyik kan……
dan ini area outdoornya
Mason coffee

Suasana di sana sangat nyaman, udaranya segar, dan kadang masih terdengar suara burung dan beberapa serangga yang tidak akan pernah kita jumpai lagi di perkotaan. Kemudian, di lantai bawah (dari lantai 1 outdoor menuruni tangga ke bawah) terdapat area outdoor dengan kursi dan meja kayu kecil. Berbeda dengan desain di lantai 1 yang menggunakan kursi kayu dan meja yang ukurannya cukup besar, di area ini kursi dan mejanya disusun masing-masing untuk 2 orang.

Menu yang disajikan cukup beragam dan dibandrol dengan harga yang tidak terlalu mahal. Untuk 1 gelas Hot Vietnam Drip, cukup mengeluarkan uang Rp 20.000, Hot Hazelnut Latte Rp 30.000 dan seporsi singkong goreng hanya Rp 15.000.

meng-hazelnut latte sambil menikmati suasana seperti ini, bikin betah
atau, ingin mencoba Vietnam Drip?
singkong gorengnya enak! empuk!

Untuk yang hobi fotografi, di sini tempatnya instagramable banget. Banyak spot-spot cantik untuk berfoto dan membuat video. Stafnya juga sangat ramah dan sopan, menyenangkan!

Puas bersantai, ngobrol, dan foto-foto, kami pun melanjutkan perjalanan menuju camping ground Pondok Halimun. Bukan, bukan untuk menginap, hanya ingin menikmati suasana sejuk di sana saja. Suasana di camping ground sangat ramai. Bahkan sungai kecil yang mengalir dari atas gunung pun penuh dengan pengunjung. Saya dan teman-teman tidak terlalu lama di lokasi camping ground.

perkenalkan, inilah keluarga ambyar yang random 😀

Tujuan kami selanjutnya adalah mencari kuliner malam, dan pilihannya jatuh pada Bubur Ayam Reborn yang berada di Jalan Pajagalan Ruko Danalaga Square, Blk. A No.2, Nyomplong, Kec. Warudoyong, Kota Sukabumi.

Baru kali ini saya menikmati bubur Sukabumi asli yang penyajiannya cukup tidak biasa. Semangkok bubur dengan tambahan cakue dan pangsit goreng disajikan lengkap dengan sepiring potongan ayam rebus yang telah dipotong-potong (bisa pilih dada atau paha) dan irisan halus timun, serta sepiring sawi asin dan kentang rebus yang telah dibumbui dan dipotong kecil-kecil. Begitu hidangan datang, saya hanya tengok kanan-kiri “Ini cara makannya gimana?” 😀

bubur ayam Sukabumi

Ternyata, cara untuk makan bubur ini adalah….. kita bikin dulu saos untuk cocolan daging ayam rebusnya. Jadi di atas meja telah tersedia kecap manis dan asin, merica, dan sambal, dan kita harus meramu sendiri saos cocolannya sesuai selera. Setelah saos cocolan  diramu, kemudian ambil potongan ayam rebus, celupkan ke saos, baru dimakan dengan buburnya. Oh iya, baru di sini saya melihat ada yang makan bubur menggunakan sumpit! 😀

Gimana rasanya? Enak!! Di atas buburnya sendiri sebenarnya sudah ditaburi sedikit bumbu sehingga rasanya tidak flat. Dan lebih enak saat dimakan dengan lauk ayam rebus yang telah dicocol saos lengkap dengan sawi kering dan kentang. 好的!

Selesai dengan Bubur Ayam Reborn, destinasi terakhir sebelum kembali ke Jakarta adalah Mochi Lampion. Di sini, tersedia berbagai macam oleh-oleh khas Sunda. Tapi yang paling khas adalah kue mochi. Kue kecil terbuat dari ketan yang diisi dengan berbagai macam isian. Awalnya dulu isian mochi hanyalah kacang merah, namun saat ini sudah berbagai macam, coklat, durian, keju, dan lain-lain.

Menambahkan info seputar kuliner di Sukabumi, secara tidak sengaja, saya kembali ke Sukabumi (cerita ngapain ke Sukabumi nanti ya……), dan menemukan sebuah cafe kecil tapi suasananya sangat nyaman. Odeon Kopitiam. Saya menemukan cafe kecil ini tidak sengaja, karena menunggu jadwal keberangkatan kereta yang masih 2 jam lagi, akhirnya saya browsing, mencari tempat “menunggu” yang lebih proper karena di stasiun sangat penuh. Hasil browsing, muncul nama cafe Odeon Kopitiam yang jaraknya tidak terlalu jauh dari stasiun Sukabumi, hanya sekitar 550 meter. Karena merasa jaraknya dekat dan bisa ditempuh dalam 6 menit berjalan kaki, saya pun segera menuju lokasi Odeon Kopitiam.

Odeon Kopitiam, suasananya asli bikin betah

Dan karena saya memilih rute yang bisa ditempuh dengan berjalan kaki, ternyata rute ini membawa saya harus melewati sederet ruko yang berjualan sembako dan pasar sayur-mayur. Melihat sayuran beraneka warna, duh…. rasanya ingin belanja untuk mengisi kulkas yang kebetulan sedang kosong 🙂

interior Odeon Kopitiam yang hangat dan antik

Setelah melewati pasar dan berbelok sedikit ke kiri, menyeberangi rel kereta, tiba lah saya di depan sebuah ruko sederhana dengan pintu lipatnya yang berwarna hijau. Suasana oriental langsung terasa begitu melihat interiornya. Bangku-bangku dari kayu berpelitur mengkilat, lampion, foto-foto lama menghiasi kanan kiri dindingnya, tak lupa porselen merah bata semakin menambah rasa “antik” saat saya memasuki bagian dalam cafe. Beberapa lampu bercahaya kuning membuat suasana di dalam terasa “hangat”.

strawberry lychee mojito
kiwi mojito

Odeon Kopitiam ini berlikasi di Jl. Lettu Bakrie No.8, Gunungparang, Kec. Cikole, Kota Sukabumi, Jawa Barat. Buka dari pagi hingga pukul 9 malam. Menu yang disajikan cukup bervariasi, mulai dari makanan ringan hingga berat, yang bisa membuat perut kenyang. Saya memesan Strawberry Lychee Mojito dan Kiwi Mojito, ditambah seporsi Pisang Goreng Karamel. Rasanya? Kalau sudah saya tulis di blog, pasti rasanya bisa dikasi jempol pokoknya. Oh iya, untuk harga rata-rata makanan dan minuman di sana dihargai mulai Rp 18.000 – Rp 50.000, worth it.

pisang goreng karamel

Selesai sudah keliling-keliling kuliner di Sukabumi, mari kita pulang ke Jakarta.

 

Leave a Reply

Your email address will not be published.

You may use these <abbr title="HyperText Markup Language">html</abbr> tags and attributes: <a href="" title=""> <abbr title=""> <acronym title=""> <b> <blockquote cite=""> <cite> <code> <del datetime=""> <em> <i> <q cite=""> <s> <strike> <strong>

*

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.