Terletak di Sagaogurayama Tabuchiyamacho, Ukyo Ward, Kyoto, hutan bambu Arashiyama merupakan salah satu ikon wisata favorit turis yang berkunjung ke Jepang. Dari informasi yang saya baca, apabila ingin mendapatkan suasana yang sepi, sebaiknya datanglah di pagi hari, usahakan sebelum jam 8 pagi sudah tiba di sana. Awalnya saya pun berniat mengikuti informasi tersebut dengan berangkat sekitar jam 6 pagi dari penginapan, namun apa daya, sepertinya kasur dan selimut begitu posesif dan baru melepas saya untuk beraktivitas di jam 8 pagi. Jadilah pagi itu dengan sedikit bergegas saya bergegas menuju halte Horikawa Marutamachi menunggu bus nomor 93 yang akan mengantarkan saya menuju Arashiyama. Menaiki bus sekitar 36 menit dan menyinggahi 23 pemberhentian, maka tibalah saya di halte Nonomiya yang berjarak sekitar 450 meter dari lokasi hutan bambu Arashiyama.
Seperti area pemukiman di Jepang pada umumnya, menuju hutan bambu Arashiyama saya melewati pemukiman penduduk yang tenang, rapi, bersih, asri. Dan karena saya tiba di Arashiyama sudah sekitar jam 9 pagi, pengunjung pun sudah lumayan ramai. Berjalan memasuki area hutan bamboo, yang saya temui adalah beberapa rumah penduduk yang tertata rapi, dengan taman kecil di depannya. Jalan menuju hutan bambu pun terlihat bersih. Gemerisik daun bambu yang saling bergesekan menimbulkan musik yang merdu terdengar di telinga.
Saya menuntaskan berjalan di area hutan bambu hingga ke ujung. Rasa tenang, damai, nyaman menemani langkah kaki yang membawa saya mengelilingi area ini. Tidak memerlukan waktu yang lama karena areanya tidaklah terlalu luas. Puas berkeliling, saya pun bergegas menuju Stasiun Saga Arashiyama yang terintegrasi dengan JR Sagano line, hanya sekitar 10 menit dari pintu masuk hutan bambu Arashiyama.
Sebelum meninggalkan area hutan bamboo, saya bertemu dengan beberapa rickshaw yang berjalan cepat menuju area hutan bamboo. Rickshaw adalah sarana transportasi tradisional yang serupa becak, namun ditarik oleh tenaga manusia. Apabila di Indonesia pengendara becak berada di belakang, kalau rickshaw, pengendaranya justru berada di depan, berlari menariknya. Bagaimana rasanya naik rickshaw? Entahlah, saya tidak mencobanya.