Search

Antara Wisata Kuliner, Museum Angkut dan Sunset Indah di Gunung Banyak

EVY_0781

Mendengar kata “Malang”, yang terbayang di kepala saya adalah sebuah kota yang dingin dan tenang, dan itulah tujuan perjalanan saya kali ini. Mengulang perjalanan ke Malang untuk yang ke-2 kalinya dalam setahun ini. Apabila di perjalanan yang pertama saya lakukannya seorang diri, di perjalanan ke-2 ini saya ditemani (lebih tepatnya mengantarkan) 4 orang teman saya yang ingin menjelajahi indahnya Malang, Batu dan Bromo. Ouw, Bromo again! Ini adalah perjalanan ke-3 saya ke Bromo 😀

Seperti biasa, hunting tiket sudah dilakukan jauh-jauh hari. Sepakat, berangkatnya menggunakan kereta dan pulangnya menggunakan pesawat karena beberapa orang teman akan langsung masuk kantor. Dan seperti biasa, percakapan di grup chatting sebelum keberangkatan diisi dengan berbagai rencana wiskul, mau makan apa selama di Malang dan Batu? Ditambah dengan berbagai perlengkapan yang harus dibawa, jaket, sepatu, sweater, kaus kaki dan sebagainya.

Dan tibalah hari yang ditunggu-tunggu, Jumat 31 Juli 2015.

ini nih persiapan jalan-jalan kali ini
ini nih persiapan jalan-jalan kali ini

Berbekal ijin masuk kantor ½ hari, jadilah jam 2 siang itu saya sudah on the way pulang untuk kemudian berangkat lagi menuju stasiun Gambir. Di grup chatting, teman-teman juga menginfokan kalau sudah siap-siap.

ini waktu berangkat sendirian bulan Maret kemarin
ini waktu berangkat sendirian bulan Maret kemarin
ini teman perjalanan Maret kemarin
ini teman perjalanan Maret kemarin
nah, yang ini waktu berangkat rame-rame akhir Juli tadi, sepatunya masih sama :D
nah, yang ini waktu berangkat rame-rame akhir Juli tadi, sepatunya masih sama 😀

Setelah menukar pakaian dan memeriksa lagi perlengkapan yang harus dibawa, sore itu saya segera menuju ke Stasiun Gambir dengan menggendong ransel merah kesayangan + tas kamera kecil. Alhamdulillah traffic tidak seberapa macet, perjalanan menuju stasiun hanya saya tempuh kurang dari 30 menit.

Voila…. Stasiun Gambir sore itu sangat padat.

rameeeee........
rameeeee……..

Saya melipir ke samping kantor layanan pelanggan KAI dan memberitahukan di grup bahwa saya sudah tiba di stasiun. Ternyata 2 orang teman saya juga telah sampai, hanya saja kami masing-masing masuk dari pintu yang berbeda 😀

Saya segera menyusul ke lokasi teman-teman saya, dan here they are!

Singkat cerita, setelah menunggu beberapa waktu, kami memutuskan untuk naik menuju peron karena panggilan bagi penumpang kereta Gajayana tujuan Malang sudah terdengar melalui speaker. Sempat singgah sebentar untuk membeli penganan sebagai bekal di kereta, akhirnya kami ber-4 masuk ke kereta (masih ada 1 orang teman yang sedang ngantri masuk di pintu pemeriksaan tiket). Komplit ber-5 di kereta, dan tidak seberapa lama kemudian, KA Gajayana pun mulai bergerak perlahan menuju arah Timur. Malang, here we come 🙂

Menghitung perjalanan Jakarta – Malang yang akan memakan waktu sekitar 15 jam, dan melihat itinerary yang lumayan padat, saya memutuskan untuk lebih banyak beristirahat di kereta. Sempat ngobrol dan becanda dengan teman-teman, sebelum akhirnya saya sukses tertidur.

Sempat terbangun beberapa kali karena dinginnya kereta (dan lapar :D), akhirnya saya benar-benar terjaga di subuh yang sangat indah itu. Keadaan di luar mulai terang, dan mata ini disuguhi dengan hijaunya pepohonan, sawah dan perkampungan yang terlihat di ke-2 sisi jendela kereta. Dan ketika semburat jingga  di kaki langit semakin terang, pemandangan pagi dari balik jendela kereta pun menjadi semakin indah.

Melewati Madiun, Kediri, Tulungagung, Blitar, Wlingi, Kepanjen dan akhirnya kami tiba di Stasiun Malang tepat pukul 09.25 wib. Dan hei, itu si white chevy sudah siap menunggu di depan stasiun, dan itu mas Dani leader-nya OurTrip1st, yang akan menemani kami selama meng-explore Malang-Batu-Bromo sudah menunggu. Hap, atur ransel di bagasi dan jok belakang (cukup ga ya?), dan perjalanan kami di Malang akan segera dimulai. Horeeeeeeeee……

ini kendaraan dinas kami selama ngubek-ubek Malang - Batu #courtesy by @OurTrip1st
ini kendaraan dinas kami selama ngubek-ubek Malang – Batu
#courtesy by @OurTrip1st
yeeeaaaayyyyy.... ready untuk ngubek-ubek Malang dan Batu, let's go!!!
yeeeaaaayyyyy…. ready untuk ngubek-ubek Malang dan Batu, let’s go!!!

Saya kebagian duduk di depan, kemudian itu 3 temen cewek yang lain umpel-umpelan di jok tengah, menyisakan 1 temen cowok di jok belakang sendirian, dan tujuan pertama kami adalah Guesthouse Lily 😀

Yeeeeaaaaayyyy….. bisa mandi dulu sebelum keliling…..

Saya sempat tebak-tebakan dengan Windy, jangan-jangan di Lily nanti kami akan menempati kamar yang sama dengan kamar setahun yang lalu, kamar 303. Dan……. benar aja, saya dan Windy kebagian kamar 303, Iyus di kamar 302, Ciwi dan Devin di kamar 306 yang letaknya di seberang kamar Iyus.

Kami hanya punya waktu sekitar 30 menit untuk mandi dan berganti pakaian, dan langsung cuuusssss….. tujuan pertama wisata kuliner di pagi menjelang siang ini adalah Cui Mie yang terletak di Jalan Kawi. Ah, tapi sepertinya kami kurang beruntung karena ternyata sesampainya di sana H & T Cui Mie tutup dan ada pemberitahuan bahwa Cui Mie baru akan buka tanggal 2 Agustus, besok :p (maaf, kalian kurang beruntung teman-teman, silakan coba lagi).

ini nih tempat yang jual Cui Mie enak
ini nih tempat yang jual Cui Mie enak

Jadi gimana? Mau makan apa untuk sarapan???

Setelah berembug, akhirnya diputuskan kami akan mencoba Mie Dempo. Oh iya, di perjalanan pertama saya di bulan Maret kemarin, sepertinya saya sangat beruntung karena sempat mencicipi Cui Mie untuk sarapan. Boleh dong ya saya ceritakan sedikit apa rasanya Cui Mie? 😀

Cui Mie dengan mangkok pangsitnya yang sangat yummy
Cui Mie dengan mangkok pangsitnya yang sangat yummy

Cui Mie adalah sajian mie yang serupa dengan mie ayam, hanya saja menggunakan topping daging ayam yang dicincang halus menyerupai abon yang berbumbu gurih. Pada saat perjalanan saya di bulan Maret kemarin, saya mencoba cui mie dengan mangkok yang terbuat dari pangsit goreng. Adonan pangsit dibentuk menyerupai sebuah mangkok dan kemudian digoreng. Mangkok pangsit goreng ini kemudian diletakkan di atas mangkok asli, kemudian diisi dengan segulung mie, sejumput sawi yang telah dilayukan, ditaburi daging ayam goreng yang dipotong dadu dan kemudian disiram dengan kuah asam manis yang berisi potongan bawang bombay. Sebuah mangkok kecil berisi kuah beraroma gurih melengkapi pilihan saya. Untuk pilihan minumannya, saya memilih Es Shanghai. Sluuuuurrrrpppp……

ini es Shanghai pelengkap Cui Mie pangsit tadi
ini es Shanghai pelengkap Cui Mie pangsit tadi

Balik lagi ke cerita jalan-jalan kemarin, akhirnya kami tiba di Es Teler Dempo No. 7. Dan saya mencoba memesan Mie Dempo Campur (yang artinya kuahnya langsung dituang ke dalam mangkok mie, tidak dipisah), yang katanya rasanya lebih yummy ketimbang yang kuahnya dipisah. Mari kita coba……

Saya mencelupkan ujung sendok ke dalam mangkok dan mencicipi kuahnya, hmmm…… gurih, enak #jilatinbibir

Menikmati gulungan mie di ujung garpu, dan menyeruput kuah dari ujung sendok, huuuuuwwwoooooo….. nikmat…..

menu saya siang itu, mie bakso + pangsit dan semangkok es Duren
menu saya siang itu, mie bakso + pangsit dan semangkok es Duren

Tidak memerlukan waktu lama untuk menghabiskan seporsi mie rebus ini (bahkan, teman di samping dan depan saya nambah lagi lho porsi mie-nya :D). selesai menyantap mie, saya mulai menggeser mangkok berisi es Duren yang sedari tadi sengaja saya diamkan, for the last bite 😀

Sekali lagi saya menyeruput, kali ini adalah es Duren, dari ujung sendok, hmmmm…….. seger, enak! Beberapa butir biji Duren lengkap dengan dagingnya tergeletak pasrah di mangkok, menunggu untuk diklomoti 😀

Aaaaaakkkkk…. Sarapan hari ini enak ya….. kenyang……

Selain mie, di sini juga ada menjual Gado-gado Dempo yang ngehits itu. Dan saya (lagi-lagi sangat beruntung) sudah pernah juga mencobanya di perjalanan pertama saya. Potongan lontong dan sayuran disiram kuah kacang kental dan manis, hmmm…… endues pokoknya.

ini Gado-gado yang bisa jadi alternatif pilihan di warung Es Teler Dempo No. 7
ini Gado-gado yang bisa jadi alternatif pilihan di warung Es Teler Dempo No. 7
dan ini es Alpukat Duren yang bikin pengen nambah mulu :p
dan ini es Alpukat Duren yang bikin pengen nambah mulu :p

Selesai makan, kami segera meneruskan perjalanan menuju Kota Batu. Iya, siang ini kami akan ngubek-ubek Museum Angkut. Dan bagi saya, ini adalah kunjungan ke-2 saya ke Museum Angkut.

Perjalanan menuju Kota Batu sangat lengang, jalanan hanya dilalui 1-2 kendaraan bermotor, sungguh berbeda dengan Jakarta yang macet. Mematikan AC mobil, membuka jendela, dan membiarkan udara segar yang sedikit dingin masuk ke mobil, sungguh menyenangkan. Saya menghirup pelan-pelan udara yang segar itu, seakan sayang untuk dilewatkan. Walaupun kami tiba di Kota Batu pada tengah hari, tapi udaranya tidak lah panas. Pokoknya sangat menyenangkan.

Sebelum menuju Museum Angkut, kami singgah dulu untuk menikmati Wisata Petik Apel. Berasa piknik, duduk di bawah pohon Apel sambil menikmati buah Apel yang dipetik sendiri sambil cerita-cerita dan becanda dengan teman-teman.

nah, ini gerombolan rusuh trip kali ini.... ayo, makan apelnya yang banyak :D #coutesy by Ciwi
nah, ini gerombolan rusuh trip kali ini…. ayo, makan apelnya yang banyak 😀 (photo by Ciwi)

1 Apple a day, makes the doctor away. Nah, makan Apel 1 biji setiap hari akan menjauhkan kita dari dokter. Ayo, makan Apel yang banyak!

1 Apple a day, makes the doctor away
1 Apple a day, makes the doctor away

Selesai petik Apel, foto-foto, bayar belanjaan (tentunya buah Apel), kami beranjak menuju Museum Angkut. Tapi….. lho, itu Ciwi dan Devin terlihat sedang memilih beberapa jenis bibit tanaman yang dijual di pintu masuk ke kebun Apel. Dengan serenteng bibit tanaman di tangan, Ciwi dan Devin senyum-senyum menghampiri saya, Windy, Iyus dan mas Dani. Emang bener ya…… sisa-sisa jaman kuliah ga bakal kelupaan. Bibit Jagung ga lupa kan Wi??? 😀

rame banget ya......
rame banget ya……
antri...antri...
antri…antri…
kami juga antri kok...
kami juga antri kok… (photo by @OurTrip1st)
here we are!!! let's have fun!
here we are!!! let’s have fun!
2x ke Museum Angkut, ternyata tiketnya beda warna
2x ke Museum Angkut, ternyata tiketnya beda warna

Ngeeeeennngggg…. Kami menuju Museum Angkut. Dan………. ternyata siang itu suasana di sana sangat ramai. Setelah mendapatkan tiket dari mas Dani, kami pun masuk. Hiks, rame bener ya….. kalau dulu, saya menghabiskan hampir 8 jam untuk menyusuri semua sudut museum ini (2-3 jam digunakan untuk nonton filmnya Charlie Chaplin), hari itu saya hanya memerlukan waktu kurang dari 4 jam untuk menyelesaikan melihat-lihat koleksi dari Museum Angkut. Alasan utamanya “karena terlalu ramai”, sehingga agak sulit untuk melihat koleksi-koleksi museum dengan detil.

naksir banget sama si ungu ini... huhuhuhu...
naksir banget sama si pink ini… huhuhuhu…

Museum angkut ini terbagi-bagi menjadi beberapa bagian.  setelah melewati pintu masuk, kita bisa melihat aneka macam mobil kuno, mulai dari Roll Royce, Ford, Lincoln Mark, Chevrolet, Allard, Chrysler Windsor Deluxe yang menjadi kendaraan Presiden pertama Indonesia – Ir. Soekarno, Porche, Dodge, dan lain-lain. Kemudian kita juga akan menemukan berbagai jenis sepeda antik, helikopter kepresidenan Indonesia, serta berbagai miniatur mobil antik yang ada di dunia.

ini apa
Roll Royce Phantom, tahun 1962 – 6230 CC
sadasd
Ford Model A, tahun 1931 – 3300 CC
sdsdgftrh
Lincoln Mark IV, tahun 1973 – 7538 CC
hjdhdfva
Chevrolet Series BA, tahun 1932 – 3179 CC
fgah
Ford Cobra, tahun 1982 – 5735 CC
mobil dan helikopter kenegaraan Republik Indonesia yang dikendarai oleh Presiden pertama, Ir. Soekarno
Chrysler Windsor Deluxe, tahun 1952 – 4100 CC yang merupakan mobil kenegaraan Presiden RI ke-1, Ir. Soekarno dan helikopter kenegaraan Republik Indonesia

Di salah 1 sudut ruangan terlihat sederet sepeda onthel. Yang menarik adalah kalimat yang tertera di dinding yang menjadi latar belakang sepeda-sepeda onthel tersebut “Tahukah anda? Pabrik motor dan mobil terkenal di dunia juga pernah memproduksi sepeda onthel”.

deretan sepeda onthel dari pabrik-pabrik mobil dan potor ternama di dunia
deretan sepeda onthel dari pabrik-pabrik mobil dan motor ternama di dunia
motor-motor antik produksi pabrik ternama dunia
motor-motor antik produksi pabrik ternama dunia

Naik ke lantai 2, kita akan melihat berbagai jenis angkutan dari seluruh Indonesia. Ada pedati kerbau pedati Minang, becak medan, becak Semarang, becak Situbondo, dan lain-lain.

pedati yang biasa ditemui di pedesaan sebagai sarana transportasi dan pendukung pekerjaan masyarakatnya
pedati yang biasa ditemui di pedesaan sebagai sarana transportasi dan pendukung pekerjaan masyarakatnya
Pedati Minang
Pedati Minang
Becak Yogya
Becak Medan
Becak Semarang
Becak Semarang
Becak Situbondo
Becak Situbondo

Masih di lantai yang sama, kita bisa melihat aneka jenis miniatur kapal. Ada miniatur Kapal Titanic yang melegenda itu – kapal pesiar terbesar yang digadang-gadang tidak akan bisa tenggelam, Kapal Pinisi, kapal Cina, dan lain-lain.

Titanic
Titanic
yang ini lupa kapal apa? kalau ga salah kapal Panglima Cheng Ho
yang ini lupa kapal apa? kalau ga salah kapal Panglima Cheng Ho
yang ini kalau tidak salah adalah kapal Pinisi
ini adalah Kapal Majapahit

Di lantai yang sama kita juga bisa melihat bangkai mobil Tucuxi, Purwarupa mobil listrik buatan Indonesia yang mengalami kecelakaan pada saat uji coba dari Solo menuju Surabaya. Kala itu, yang melakukan test drive adalah Bapak Dahlan Iskan. Mobil berwarna merah dengan 2 pintu itu terlihat mengalami rusak yang cukup parah pada bagian body belakangnya.

Tucuxi, mobil listrik pertama produksi Indonesia
Tucuxi, mobil listrik pertama produksi Indonesia yang mengalami kecelakaan saat uji coba pertamanya
kerusakan bemper kiri belakangnya lumayan parah ya...
kerusakan bemper kiri belakangnya lumayan parah ya…

Di sisi seberang dari posisi bangkai mobil Tucuxi, kita akan menjumpai berbagai jenis mobil antik menyerupai kereta yang biasanya hanya bisa kita lihat di film-film dengan setting masa lalu. Ada Ford Model T, Ford Model A, serta Dodge Depot Hack. Oh iya, masih di lantai yang sama, kita juga bisa melihat beberapa jenis sepeda antik. Ada sepeda Roper 1 dan Roper 2 dengan dinamo besar di batang tengahnya, sepeda roda 3 dengan 2 roda besar di bagian kanan dan kirinya, sepeda kayu dengan rodanya yang tidak sama besar – roda depan lebih besar daripada roda belakang.

fgafbh
Ford Model T, tahun 1919 – 2900 CC
hstgefe
mobil uap
fagegtag
replika Roper 1 & Roper 2
gherag
sepeda antik, tahun 1860 – 1870
gbsfgbsedgv
ini juga sepeda antik beroda 3, ditanggung ga bakal ngguling deh kalo naik ini 😀
fgefgqer
Ford Model A, tahun 1929 – 330 CC
gdbvdfv
Dodge Depot Hack, tahun 1924 – 3500 CC

Dari lantai 2 ini kita bisa melihat sebagian Kota Batu dengan latar belakang Gunung Welirang.

view Kota Batu dari lantai 2 Museum Angkut
view Kota Batu dari lantai 2 Museum Angkut

Menuruni bangunan museum, kita akan menemukan berbagai angkutan publik seperti bajaj, Morris Traveler, angkot, becak, Chevrolet Apache 2300, sepeda penjual keranjang ikan, sepeda penjual blek bekas, gerobak, mobil pick up, dan lain-lain.

ada bajaj juga lho di Museum Angkut :D
ada bajaj juga lho di Museum Angkut 😀
holaaaaa.... kita sampai di Stasiun Kota.... #dadahdadah
holaaaaa…. kita sampai di Stasiun Kota…. #dadahdadah
"jual keranjang ikan"
“jual keranjang ikan”
"jual blek bekas" tau ga apa itu "blek"???
“jual blek bekas”, tau ga apa itu “blek”???

Meninggalkan area dengan setting-an Pelabuhan Sunda Kelapa, pasar ikan dan Stasiun Kota Jakarta, kita akan memasuki bangunan yang menyimpan aneka motor kuno. Eh tapi sebelum masuk, yuk kita makan pecel dulu di kedai sebelah, sepertinya enak deh 😀

enak banget ya Wi? gayanya aseeeeeeekkkkk.....
enak banget ya Wi? gayanya aseeeeeeekkkkk…..

Nah, sekarang giliran aneka motor + mobil antik (yang di dalam film pun saya belum pernah lihat) yang bisa kita lihat. Motor BSA Sidewalve buatan Inggris, mobil Chevrolet Belair, mobil Nash Rambler, aneka motor buatan Jerman, motor Honda – Hella – Fuji buatan Jepang, mobil Morris Traveler (yang ini asli bikin saya ngiler banget), mobil Toyota, dan masih banyak lagi.

dfasgfebge
“Sepeda motor, kecil tapi jangan diremehkan. Luar Biasa!”
dvsfbfsb
motor-motor jadul buatan Inggris
hnsfbsf
nah, yang ini adalah motor jadul buatan Jerman
hgdgssfvg
kalo yang ini pasti hapal banget deh… yoi, ini aneka motor buatan Jepang
bfsgadfvd
Chevrolet Belair, tahun 1954 – 3300 CC

Di sudut dekat pintu keluar, ada sebuah meja kayu yang mengingatkan saya dengan meja kayu kuno di rumah bertahun-tahun yang lewat. Sebuah sudut ruangan yang dilengkapi dengan meja kayu kuno + kursi kayu, lemari kayu dengan ukiran pada pintunya, sebuah radio antik di atas meja, beberapa radio antik di atas lemari, setrika arang dengan hiasan ayam jago pada pegangannya (saya sempat merasakan nyetrika dengan setrika ini lho dulu..), toples kaca besar dengan tutupnya yang terbuat dari kaleng, lampu petromax kecil dan beberapa ceret kaleng. Ah…. ingatan saya terbang melintasi mesin waktu, kembali mengingat masa kecil. Di dekat pintu, berdiri sebuah kulkas besar berwarna biru. Kemudian ada sepeda jengki yang masih terlihat bersih, berdiri dengan standar gandanya di depan lemari kayu, tepat di samping mobil Morris Traveler putih yang membuat saya jatuh cinta.

tatanan kuno di salah 1 sudut ruangan membuat saya jatuh cinta #tsaaaahhhhh :p
tatanan kuno di salah 1 sudut ruangan membuat saya jatuh cinta #tsaaaahhhhh :p
nah, ini dia sponsor jalan-jalan saya di Malang-Batu bulan Maret lalu :D Makasih mas Dani, makasih Martha, udah diajakin main, mulai dari pantai, kuliner, sampai museum #ciumsatusatu :D
nah, ini dia sponsor jalan-jalan saya di Malang-Batu bulan Maret lalu 😀
Makasih mas Dani, makasih Martha, udah diajakin main, mulai dari pantai, kuliner, sampai museum #ciumsatusatu 😀
pengen punya ini untuk jalan-jalan, seru kayaknya...
pengen punya ini untuk jalan-jalan, seru kayaknya…

Kaki kami terus menyusuri area museum. Keluar dari ruangan tadi, kami langsung memasuki area terbuka dengan setting luar negeri. Roma, Paris, Berlin, London??? Hayo, mau pilih yang mana?

hayo, mau pilih ke mana???
hayo, mau pilih ke mana???

Area ini terbagi menjadi beberapa zona, ada zona “Gangster Town”, “Broadway” (yang pada kunjungan pertama saya, sukses membuat saya  nongkrong di Broadway Theater dan terpingkal-pingkal selama lebih dari 2 jam menyaksikan film bisu Charlie Chaplin), “National Bank of America”, kedai french fries bertema koboi, dan masih banyak lagi.

yang ini.... entah lah apa maksudnya? ngapain juga itu meteran dinding dibaca khusyuk begitu :p
yang ini…. entah lah apa maksudnya?
ngapain juga itu meteran dinding dibaca khusyuk begitu :p
"Gangster Town" owemji #gasp
“Gangster Town” owemji #gasp
National Bank of America (tentu saja cuma replikanya... :p)
National Bank of America, awas….. ada bandit yang kabuuuurrrr……….
We are on the Broadway.....
We are on the Broadway…..
nonton film bisu Charlie Chaplin di sini, seruuuuu...... sampe ga sadar udah 3 jam aja :D
nonton film bisu Charlie Chaplin di sini, seruuuuu……
sampe ga sadar udah 3 jam aja 😀
pengen nyobain nongkrong sambil ngopi-ngopi cantik di kedai ala koboi ini? saya sudah! :D
pengen nyobain nongkrong sambil ngopi-ngopi cantik di kedai ala koboi ini? saya sudah! 😀

Dari outdoor area, kita memasuki indoor area. Dan kita akan langsung disambut oleh miniatur Menara Eiffel. Kali ini setting-nya adalah negara-negara di Eropa, ada Perancis dan Jerman (ada miniatur suasana di Tembok Berlin yang runtuh pada tahun 1989.

di Paris ketemu pelukis kece :D bonjour Monsieur....
di Paris ketemu pelukis kece 😀
bonjour Monsieur….
hooollllaaaaaa..... we're in Paris..... #dadahdadah
voila….. bienvenue, nous sommes a Paris….. #dadahdadah
mobil-mobil yang ada di area Paris ini bagus banget, warna-warni pula #mupeng
mobil-mobil yang ada di area Paris ini bagus banget, warna-warni pula #mupeng
afdhsd
willkommen in Deutschland
ilustrasi Tembok Berlin
ilustrasi Tembok Berlin
kita di mana????? Jerman dong :D
kita di mana????? Jerman dong 😀
fdfFA
mau ngojek, mas? :p
ga mau kalah dengan masnya, mbak ini juga mau ngojek :p
ga mau kalah dengan masnya, mbak ini juga mau ngojek :p
yang mau belanja buah di pasar tradisional Eropa juga ada lho....
yang mau belanja buah di pasar tradisional Eropa juga ada lho….
neng ojek, lagi telepon siapa sih??? #kepo
neng ojek, lagi telepon siapa sih??? #kepo

Keluar dari bangunan dengan setting negara-negara di Eropa, kita akan langsung disambut oleh megahnya Buckingham Palace. Istana megah kebanggaan rakyat Inggris. Bangunan megah berwarna putih dengan pilar-pilarnya yang besar, sebuah kolam air mancur dengan patung wanita pada tengahnya, taman bunga warna warni di depannya, keren deh pokoknya.

Buckingham Palace replikanya aja bagus begini, apalagi aslinya ya... kapan deh bisa ke sana???
Buckingham Palacereplikanya aja bagus begini, apalagi aslinya ya… kapan deh bisa ke sana???
megah banget, padahal cuma replikanya doang lho
megah banget, padahal cuma replikanya doang lho

Kali ini lagi-lagi saya merasa sangat beruntung karena tiba di lokasi miniatur Buckingham Palace dalam kondisi langit masih terang (dulu, saya sampai di tempat ini setelah hujan), tapi sayangnya terlalu banyak pengunjung, yang membuat proses memotret kesenggol-senggol oleh pengunjung yang berjalan di kanan kiri saya.

saking ramenya pengunjung di area Buckingham Palace, jadi bingung gimana mau motretnya. alhasil cuma berhasil motret patung dewi yang ada di tengah-tengah tamannya :(
saking ramenya pengunjung di area Buckingham Palace, jadi bingung gimana mau motretnya. alhasil cuma berhasil motret patung dewi yang ada di tengah-tengah tamannya 🙁
di halaman Buckingham Palace, tamannya dipenuhi bunga ini, bagus deh
di halaman Buckingham Palace, tamannya dipenuhi bunga ini, bagus deh

Meninggalkan halaman Buckingham Palace, kita akan memasuki sebuah ruangan yang menurut saya memiliki interior paling mewah dari seluruh area di Museum Angkut ini. Sebuah ruangan besar dengan setting-an yang sangat Inggris, langit-langit ruangan yang dipenuhi lampu kristal tergantung dengan cahaya kuningnya, ukiran indah yang menghiasi dinding dan plafonnya, serta lantai kayu coklat muda yang menambah kesan mewahnya. Di ruangan ini kita bisa melihat sebuah mobil Roll Royce Silver Shadow warna coklat muda mengkilat. Yang menjadi pusat perhatian di ruangan ini adalah sebuah miniatur “Big Bus Tour” berwarna merah. Bis tingkat dengan tulisan “Sightseeing Tours of London” itu benar-benar mencuri perhatian. Dengan ukurannya yang paling besar, dan warnanya yang sangat mencolok, wajar rasanya kalau semua yang masuk ke dalam ruangan itu langsung tersedot perhatiannya.

ini adalah ruangan dengan interior termegah di kawasan Museum Angkot, menurut saya
ini adalah ruangan dengan interior termegah di kawasan Museum Angkot, menurut saya
itu bis tingkat warna merah yang jadi trend-nya ruangan ini
itu bis tingkat warna merah yang jadi trend-nya ruangan ini

Di sudut lain ruangan, terlihat sebuah Bentley Mark VI dan Land Rover Royal Ceremonial lengkap dengan sosok Ratu Elizabeth dan Pangeran Philip.

Ratu Elizabeth II dan Pangeran Philip
Ratu Elizabeth II dan Pangeran Philip di atas Land Rover Royal Ceremonial

Nah, setelah keluar dari ruangan ber-setting Britania Raya, kita akan menemui sebuah area terbuka dengan aneka profil orang-orang ternama. Ada Elvis Presley, Marylin Monroe, Hulk (ah, ini sih karakter film ya…), dan lain-lain. Eh iya, itu ada mobil Scooby Doo lho…. lucu……. Eh iya, ada sedikit sudut yang ber-setting-kan Patung Lyberty dan Firaun. Dan di sini saya menemukan mobil gagah berwarna kulit yang sangat keren, Hummer H2 Limousine 😀 #pengenpunya

Marylin Monroe ada di sini!!!
Marylin Monroe ada di sini!!!
Spinx...... ada Firaun :D
Spinx…… ada Firaun 😀
Tahun 2015, "Liberty" udah ga pegang obor lagi, tapi cukup pegang smartphone :p
Tahun 2015, “Liberty” udah ga pegang obor lagi, tapi cukup pegang smartphone :p
hihihihihi.... ada mobil Scooby Doo lho.....
hihihihihi…. ada mobil Scooby Doo lho…..
yang ini nih, TOP banget dah...
yang ini nih, TOP banget dah…

Eh, ada yang ketinggalan. Di salah satu sudut area terakhir ini kita akan menemukan sebidang pagar besi dengan gembok-gembok yang menempel padanya. Bagaikan melihat area “Love Locks” 🙂

Love locks?
Love locks?

Keluar dari museum, Ciwi senyum-senyum dan bilang “Nyate yuk! Tadi lewat, wangi banget aromanya”. Hehehehehe…. Laper ternyata. Yuk!!! Kami pun bergerak menuju lokasi pusat jajanan di samping kiri bangunan museum. Lihat sana sini, mulai menimbang-nimbang “Makan apa ya?” Nasi campur Madura, sate, mie, lumpia, gado-gado, nasi rames, sosis, hmm….. pilih apa nih? Akhirnya saya memilih nasi campur Madura. Nasi putih dengan sayur oseng-oseng buncis + jagung muda, empal dan perkedel kentang. Enak!

Selesai makan, kami diajak mas Dani ke Gunung Banyak untuk melihat paralayang. Sebenarnya Gunung Banyak tidak termasuk ke dalam itinerary kami, tapi sewaktu di mobil tiba-tiba Windy nanya “Mas Dani, kalau Gunung Banyak itu di mana ya? Kata temenku kalau ambil timelapse di sana bagus banget, pergerakan awannya cepat”. Dan akhirnya, di situ lah kami. Gunung Banyak, lokasi start untuk paralayang di Kota Batu ini. Makasih mas Dani, dapat bonus ke sini.

pemandangan jalanan menuju Gunung Banyak dari puncaknya
pemandangan jalanan menuju Gunung Banyak dari puncaknya
suasana di puncak Gunung Banyak senja itu
suasana di puncak Gunung Banyak senja itu
kami di sini........
kami di sini……..
hoooooorrrreeeeeee.....
hoooooorrrreeeeeee…..
asfaesdg
yeeeeaaaaaayyyyyy….. kami di Gunung Banyak!!! mana suaranya???

Perjalanan menuju Gunung Banyak bak perjalanan mengejar matahari senja. Sambil menyusuri jalanan aspal yang mendaki menuju parkiran, di sebelah kiri terlihat bulatan jingga besar yang semakin rendah menggantung di langit. Warna jingga bercampur merah dan keemasan membuat semburat cantik di langit Barat. Hanya sayang, kami sedikit tertinggal untuk mendapatkan foto sunset yang bulat sempurna. Sewaktu kami tiba di puncak Gunung Banyak, bulatan emas itu telah terbenam di balik deretan pegunungan, menyisakan semburat warna-warni di langit Batu.

cuma kebagian (sedikit) sunset :(
asoy bener ya… menikmati sunset ber-2-an gitu….. iriiiiii……. ahahahahahahaha…..
paralayang terakhir yang terbang senja itu
paralayang terakhir yang terbang senja itu

Cukup puas melihat sisa-sisa semburat sunset di langit Kota Batu, menikmati pemandangan kota dari atas, melihat lampu-lampu yang perlahan menyala, berkelap-kelip seperti kunang-kunang yang sangat banyak. Di kejauhan, bayangan Gunung Welirang terlihat sangat gagah berdiri.

suka banget dengan siluet senja seperti ini
suka banget dengan siluet senja seperti ini
bayangan itu....
bayangan itu….
night landscape Kota Batu
night landscape Kota Batu

Hari yang semakin malam dan gelap akhirnya memaksa kami untuk meninggalkan Gunung Banyak. Eits, jangan lupa, besok subuh kita akan menjelajahi Bromo, mari pulang, jangan sampai besok kesiangan bangunnya.

Sebelum meninggalkan Kota Batu, kami singgah dulu ke Ketan Legenda. Tapi sepertinya Iyus, Windy dan Devin tidak berselera untuk mencoba jajanan ketan yang ngehits ini. Jadilah saya dan Ciwi yang antri untuk mencicipinya.

Pos Ketan Legenda - 1967 beneran enak ternyata..... #jilatbibir
Pos Ketan Legenda – 1967beneran enak ternyata….. #jilatbibir
ketan duren - ketan susu keju - ketan item
ketan duren – ketan susu keju – ketan campur

Ternyata, teman-teman ingin makan malam yang mengenyangkan. Ok, kita singgah ke pujasera. Yuk, makan yang bikin kenyang. Udah selesai makan, kenyang, mari kita pulang ke Malang. Siap-siap istirahat, dan jangan sampai kesiangan ya bangunnya…. Ingat lho, jam 12 malam kita akan dijemput mas Bidin untuk jalan-jalan ke Bromo.

Makasih mas Dani, yang udah jemput dan nganterin wiskul-wiskul keliling Malang dan Batu.

Note: thanks to Ciwi, Devin, Iyus, Windy untuk foto-fotonya

Leave a Reply

Your email address will not be published.

You may use these <abbr title="HyperText Markup Language">html</abbr> tags and attributes: <a href="" title=""> <abbr title=""> <acronym title=""> <b> <blockquote cite=""> <cite> <code> <del datetime=""> <em> <i> <q cite=""> <s> <strike> <strong>

*

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.