Search

Tour De Belitung Timur 2013 #16 – Melihat Batu Bujangan





Setelah melihat reruntuhan bekas Kerajaan Balok dan menziarahi makam Raja Balok I, saya dan teman-teman kemudian bergegas menuju destinasi kami selanjutnya. Dan sekali lagi, kami akan menjumpai salah satu pantai (kalau bisa disebut pantai ya… tapi yang jelas tempat ini berbatasan langsung dengan laut lepas) yang indah dan unik di Belitung Timur ini.
Kali ini rombongan Tour De Belitung Timur 2013 dibawa menuju titik paling ujung di bagian selatan pulau Belitung. Jaraknya sekitar 110 km dari pusat kota Tanjung Pandan. Dalam bayangan saya, yang namanya pantai ya seperti pantai pada umumnya, ada pasir, pohon nyiur, dan batu-batu besar. Oke lah, untuk batu besarnya benar, tapi pantai yang saya datangi kali ini minus pasir dan pohon nyiur. Bingung kan….


Siang itu saya tiba di sebuah lokasi yang disebut Batu Bujangan atau Batu Buyong.
Nah, dari namanya aja terdengar unik kan? Dan ternyata, ada cerita legenda di balik nama tersebut.
Batu Buyong adalah batu besar yang landai dengan sebuah batu bulat unik yang seperti diletakkan di atasnya. Dan batu besar ini berhadapan langsung dengan laut lepas. Batu Buyong adalah batu bulat yang terletak di atas lempengan batu itu. Kalau dilihat, batu bulat itu seperti akan jatuh menggelinding ke laut. Di bagian bawah batu bulat tersebut diletakkan beberapa batu sebagai pengganjalnya supaya tidak menggelinding ke laut.


Saya mendapatkan cerita dari guide Disbudpar yang menemani kami siang itu. Menurut legenda yang beredar di masyarakat Belitung Timur, Batu Buyong itu awalnya adalah sebuah batu seukuran kepala bayi, yang lama-kelamaan membesar. Legenda ini berawal dari suatu ketika, saat sebuah armada kecil Kerajaan Majapahit melihat sebuah “gosong” yang aneh dan unik dengan pemandangan yang indah dari tengah laut. Oh iya, yang dimaksud dengan “gosong” di sini adalah tumpukan pasir dan batu karang.


Batu Buyong dengan pemandangan laut lepas yang cantik


Jadi, saat itu waktu prajurit Kerajaan Majapahit yang sedang berlayar dengan armada kecil melihat “gosong” yang sangat indah. Terpukau oleh keindahannya, akhirnya mereka memberanikan diri untuk merapat dan melihat ada apa di sana?
Setelah mereka mendarat dan melihat “gosong” tersebut, armada kecil itu kemudian pulang ke Kerajaan Majapahit. Temuan mengenai “gosong” yang indah namun mereka anggap penuh misteri tersebut kemudian mereka laporkan kepada raja yang berkuasa pada saat itu. Dan raja merasa perlu untuk segera menanggapi dan menindaklanjuti laporan hulubalangnya. Akhirnya raja mengadakan pertemuan, dan di akhir pertemuan raja memerintahkan kepada hulubalang untuk membuat sebuah batu sebesar kepala bayi (buyung) yang berasal dari batu dapur (tanah liat yang dibulatkan, biasanya digunakan untuk membuat dapur api di rumah-rumah di kampung). Hulubalang pun segera menyiapkan batu tersebut lengkap dengan seutas rantai panjang yang akan mengikat pulau tersebut ke Kerajaan Majapahit di Pulau Jawa.


Setelah semua siap, berangkat lah armada dari Kerajaan Majapahit dengan jumlah yang lebih besar, menuju “gosong” misterius itu, dan kemudian meletakkan batu bulat yang telah diikat dengan rantai tersebut di tempat, di mana sekarang kita bisa melihat Batu Buyong itu. Beberapa hulubalang menetap di “gosong” tersebut untuk menjaganya agar tidak diambil oleh kerajaan lain.
Yang mengherankan, letak Batu Buyong yang sekarang itu persis dengan letak batu buyung pada jaman hulubalang Kerajaan Majapahit meletakkan batu buyung sebesar kepala bayi, hanya saja ukurannya yang berbeda. Batu Buyong yang sekarang bentuk jauh lebih besar.


Melihat posisi Batu Buyong yang miring ke arah laut, rasanya mustahil batu sebesar itu bisa kuat berdiri dan tidak menggelinding ke laut. Konon, menurut masyarakat di Belitung, dulu ada beberapa orang yang mencoba untuk mendorong batu itu agar menggelinding ke laut, tapi tidak pernah ada yang berhasil, walaupun jumlah orang yang mendorong semakin banyak. Tapi, itulah legenda. Percaya atau tidak, kondisinya ya seperti itu.


Ok, sudah selesai kan melihat sang Batu Bujangan? Yuk kita lanjutkan perjalanan ini. Masih banyak lho destinasi lainnya yang harus dikunjungi hari ini. Let’s go…..


papan pengumuman larangan di Batu Buyong




Leave a Reply

Your email address will not be published.

You may use these <abbr title="HyperText Markup Language">html</abbr> tags and attributes: <a href="" title=""> <abbr title=""> <acronym title=""> <b> <blockquote cite=""> <cite> <code> <del datetime=""> <em> <i> <q cite=""> <s> <strike> <strong>

*

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.